Brilio.net - Letnan Dua Cpn (K) Ayu, S.Tr.(Han) menjadi salah satu penerbang wanita TNI Angkatan Darat. Di usianya yang menginjak 25 tahun, kini dia bertugas di satuan TNI selama 2 tahun.

Bukan hal mudah untuk mencapai cita-citanya. Anak buruh ini sempat menjadi seorang satpam, bahkan gagal dalam pendaftaran Akmil. Tak pantang menyerah, Ayu berani mencoba lagi dan membuktikan bahwa kerja keras yang pantang menyerah akan mampu membawanya menggapai cita-cita.

kisah inspiratif pilot heli TNI AD Berbagai sumber

foto: YouTube/Patriot Nusantara

Gadis berdarah Melayu ini merupakan anak kedua dari pasangan Rudi Hartono dan Linda. Warga Sui Tempayan Mega Timur, Kecamatan Sui Ambawang, Kubu Raya, Pontianak. Meski berasal dari keluarga sederhana, tak membuat Ayu pesimis dan berkecil hati.

kisah inspiratif pilot heli TNI AD Berbagai sumber

foto: YouTube/Patriot Nusantara

Sebelum terjun ke dunia militer, Ayu pernah mengenyam pendidikan di SDN 19 Mega Timur Sui Ambawang. Kala masa SD, belum nampak keinginan pada benaknya untuk menjadi seorang tentara yang mengabdi pada negara.

Kemudian wanita kelahiran Pontianak 15 Juli 1995 ini melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Sui Raya. Terakhir sekolah di SMAN 1 Sui Raya, Kubu Raya. Semasa SMA, prestasi gemilang mulai nampak.

kisah inspiratif pilot heli TNI AD Berbagai sumber

foto: YouTube/Patriot Nusantara

Letda Ayu akhirnya berhasil lulus Akademi Militer tahun 2018. Lalu menempuh pendidikan dasar perwira penerbang. Dilanjutkan ke pendidikan penerbang dua di Pusdik Penerbad, dan kemudian mengikuti Suspabang II Bell-412. Kini dirinya bertugas sebagai pilot di Skadron-11/Serbu Penerbad, Semarang, Jawa Tengah.

Tak ada perjuangan yang instan, semua butuh proses dan perjuangan besar. Termasuk bagi Ayu yang sempat gagal menjadi anggota militer. Percobaan mendaftar yang pertama, terpaksa gagal. Beruntunglah percobaannya yang kedua membuahkan hasil.

Dilansir dari channel YouTube Patriot Nusantara, anak kedua dari tiga bersaudara ini sempat menjadi seorang security.

"Dari situlah (Paskib) mulai, 'Oh saya harus di sini, saya ini harus masuk Perwira di Akademi TNI'. Kan sempat juga tidak lulus, tapi dia tidak mau masuk yang lain, dia maunya masuk AD. Masuk Akademi Militer gitu. Satu kali pernah gagal, yang kedua kalinya lulus," kata Linda, ibunda Letda Ayu seperti dikutip dari channel YouTube Patriot Nusantara.

Sejak duduk di bangku SMA, Ayu sempat menorehkan prestasi dengan mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Serta mewakili Indonesia di kancah Internasional, saat dirinya dikirim ke Jepang.

Selain itu, Ayu juga pernah mengikuti Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ) di Istana Negara tahun 2012.

"Karena itu tadi, karena prestasi dia. Pernah ikut Paskib ke Istana Merdeka 2012. Dia dapat sertifikat nasional," ujar Linda.

"Pernah mewakili Indonesia di Jepang antar pelajar. Mendapat sertifikat Internasional. Ada 2 sertifikat yang bagus itu," imbuhnya.

Salah satu teladan dari Ayu yang patut dibanggakan ialah semangat juangnya, semangat juang yang menunjukan kegigihan tanpa pantang menyerah. Dia dikenal sebagai sosok yang selalu ingin tahu. Saat orang lain bisa, maka dirinya juga harus bisa.

"Anaknya itu ingin belajar, selalu ingin tahu," imbuh Linda.

"Anak itu punya prinsip, kalau orang bisa kenapa saya tidak bisa, harus bisa," tukas Rudi.

"Ya kita sebagai orang tua bangga tidak bisa diucapkan dengan kata-kata lagi lah. Keluarga semua banggalah," ujar ayah Letda Ayu.

Semasa kecil, Ayu malah memiliki hobi bernyanyi. Hingga kedua orang tua sekedar menduga bahwa anaknya yang feminin kala itu ingin jadi penyanyi atau terjun ke dunia entertainment. Tak menyangka saat menapaki dunia SMA, keakraban Ayu dengan para tentara memicunya untuk masuk ke Akademi Militer.

"Kalau dulu masa kecil belum tahu lah tentang cita-cita. Tapi anaknya suka menyanyi," ucap Rudi.

"Waktu SMA sering bergaul sama anak-anak TNI jadi termotivasinya dari situ. Saya senang, karena saya memang pengennya dia menjadi TNI," kata Linda.

"Kalau saya dukung lah pak apa maunya anak. Apapun kemauan anak kita orang tua ikuti," jelasnya.

"Pesan kami sebagai orang tua ingin menjadi TNI yang amanah. Jadi perempuan yang sholehah. Di samping dia menjadi TNI, dia harus menjadi perempuan yang baik. Harapan kami sih begitu," tutup sang ayah.