Brilio.net - Berbicara gudeg Jogja, tak bisa dilepaskan dari gudeg legendaris Yu Djum. Gudeg yang satu ini selalu masuk dalam daftar referensi tempat kuliner khas Jogja.
Gudeg Yu Djum ini telah ada sejak sekitar 69 tahun lalu. Awalnya, gudeg ini dipasarkan berkeliling oleh Mbah Juariah, sosok yang kini dikenal Yu Djum.
Menariknya, gudeg itu bukan dimasak Yu Djum, melainkan oleh suaminya. "Setelah 2 tahun berjualan keliling, Yu Djum dan suami berhasil mengumpulkan dana dan memiliki tempat berjualan di dekat rumah," kata Manager Operasional Gudeg Yu Djum, Citra Anindyto dalam dalam acara Ngobrol UKM bersama Paxel di Jogja, Kamis (20/2). Tempat itu sekaligus menjadi lokasi pertama gudeg Yu Djum.
Kini gudeg Yu Djum telah berkembang dengan membuka banyak cabang di Yogyakarta. Rahasia kesuksesan Gudeg Yu Djum adalah karena menjaga kualitas rasa agar tetap sama dari dulu hingga sekarang.
Gudeg Yu Djum dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar. Cara ini lebih memakan waktu ketimbang menggunakan kompor. Tapi, justru dengan cara inilah kualitas rasa bisa tetap sama dari awal muncl hingga sekarang.
Selain membuka sejumlah cabang, gudeg Yu Djum juga melakukan beberapa inovasi untuk menghadapi persaingan di bidang kuliner yang semakin ketat. Menurut Citra Anindyto, pada 2016 gudeg Yu Djum meluncurkan gudeg kaleng. "Setelah rapat keluarga, sepakat di beri nama Gudeg Bagong," katanya.
Gudeg kaleng ini dibuat dengan cara masak yang sama seperti gudeg Yu Djum pada umumnya. Sehingga, kualitas rasanya pun terjaga.
Gudeg kaleng ini di buat untuk memenuhi tuntutan akan pelanggan yang semakin luas. "Customer seneng ya karena tanpa bahan pengawet kan, dan masa expirednyakan satu tahun," tutur Anindyto.
Untuk menyasar pasar milenial, Gudeg Yu Djum menghadirkan gudeg rice box mercon. "Sekarang kan anak-anaknya sukanya pedes sama keju, cuma kalau gudeg sama keju kayaknya kurang pas ya," lanjut dia.
Selain dalam hal menu, Gudeg Yu Djum juga berinovasi dalam hal pengiriman pesanan, bekerja sama dengan perusahan startup logistik, Paxel.
"Kecepatan pengiriman Paxel yang memungkinkan makanan seperti gudeg Yu Djum dipesan pagi akan sampai malam hari," timpal Zaldy Ilham Masita, Chief Operating Officer Paxel.
Layanan ini, kata Zaldy, banyak dimanfaatkan oleh UKM makanan. Dengan pesanan cepat sampai, perputaran ekonomi UKM jadi lebih cepat. "Dan mereka tidak perlu pusing membuka cabang di luar kota, sepanjang ada Paxel," beber dia.
UKM bisa menjual makanannya ke luar kota tanpa harus takut makanan yang mereka jual basi. Makan yang dikirim ke pembeli akan sampai hanya dalam waktu delapan jam. Untuk sementara ini, Paxel baru menjangkau Pulau Jawa dan Bali.