Brilio.net - Ketika bepergian dengan pakai transportasi umum seperti kereta rel listrik (KRL) atau Commuter Line merupakan suatu hal yang lumrah bagi sebagian masyarakat. Namun ketika tiba-tiba sedang sakit maka kondisi badan tidak sehat dan berada di transportasi umum tentu bukan hal yang mengenakkan. Tubuh merasa lemas dan terkadang tidak ada yang mau menolong.
Seperti halnya dialami oleh seorang ibu bernama Andari. Potret viral ibu terbaring di kursi prioritas KRL ini belakangan viral. Ibu Andari ini adalah penumpang KRL menuju Depok, Jawa Barat pada Kamis (8/12). Ia pun mengisahkan cerita di balik potret viral dirinya yang terbaring sakit di KRL.
“Saya tidak ingin berkisah tentang saya sebenarnya. Saya ingin berkisah tentang kehebatan sebuah perusahaan publik, yaitu perusahaan KAI Commuter Indonesia,” ujarnya dalam tulisan tersebut, dikutip dari Twitter @Zulfikar Akbar, pada Jumat (9/12).
foto: Twitter/@ZulfikarAkbar
Dalam penuturan dengan sebuah tulisan, Andari mengatakan kisah itu berawal saat dia pulang dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo atau yang lebih dikenal RSCM Jakarta Pusat setelah dia menerima tindakan dokter karena penyakit yang dideritanya. Saat sampai di Stasiun Cikini, ibu Andari mengaku merasakan nyeri hebat di bagian kepala sebelah kanan.
“Saya memang membawa bantal sejak pagi dan sudah lebih banyak berbaring di bangku RSCM. Ketakutan untuk jatuh dan pingsan di jalan menghantui perjalanan saya,” ucapnya.
Karena sakit yang dideritanya itulah dia terpaksa berbaring di KRL. Ia pun paham bahwa, seharusnya tidak dibolehkan berbaring di KRL.
“Memang KRL bukan untuk orang sakit tentunya, sehingga ketika kereta datang, saya minta pada suami agar meminta izin pada pak satpam agar saya bisa berbaring untuk meredakan nyeri,” ujarnya.
Andari mengatakan, satpam yang bertugas saat itu bernama Mustahillah. Satu hal yang menarik baginya adalah, satpam itu tidak hanya mengizinkan, tapi membimbing saya ke bangku prioritas, dan berkata santun.
“Ibu turun di mana, apakah kami perlu siapkan kursi roda di stasiun tujuan? Jika ada penumpang lain yang komplain, biar saya yang menjelaskan ya bu,” tulis Andari tentang petugas keamanan tersebut.
Dia menjelaskan, sesaat kemudian petugas satpam tersebut kembali ke tempat tugasnya. Tapi sesekali datang dan memberikan perhatian kepada Andari.
“Berkat beliau saya tenteram berbaring dari Stasiun Cikini hingga ke Stasiun Tanjung Barat. Dan ketika turun, dipersiapkannya agar saya bisa turun dengan aman. Pak satpam yang luar biasa,” tulis Andari.
Menurut Ibu Andari, petugas satpam itu tak hanya bertugas dengan sangat baik, namun kebaikan hatinya dalam membantu orang lain. Andari menyebut etos kerja petugas tersebut luar biasa.
“Peristiwa ini mengingatkan saya pada satu hal. Bahwa ketika bangsa ini mulai memiliki hati pada warganya yang lebih butuh perhatian, kita sedang tumbuh pada jejak yang benar,” ujar Andari.
“Terima kasih KAI Commuter Indonesia yang sudah mengembangkan etos kerja yang amat baik. Terima kasih telah membantu saya aman dan menuju makin sehat. Terima kasih Pak Mustahilah Terima kasih Indonesia,” imbuhnya.
Lantaran menuai atensi publik, kebaikan Pak Mustahilah terhadap penumpang pun berbuah manis. Ia mendapat penghargaan sebagai pekerja berprestasi dan diangkat sebagai pegawai organik KAI Commuter.
foto : Twitter/@ZulfikarAkbar
Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) sekaligus mantan Menhub Ignasius Jonan turut menanggapi pesan menyentuh penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) yang boleh berbaring di kursi prioritas karena sakit.
Jonan mengucapkan terima kasih kepada wanita paruh baya bernama Andari itu karena ia telah mempercayai KRL sebagai angkutan untuk mengantarkannya ke tempat tujuan dengan aman dan selamat.
foto: Instagram/@ignasius.jonan
"Saya juga berterima kasih setelah saya membaca tulisan Ibu yang sekarang beredar luas bahwa rekan-rekan saya di KAI dan Commuter tetap melanjutkan perbaikan layanan dari waktu ke waktu," ujarnya melalui akun resmi Instagram @ignasius.jonan
Kemudian, Jonan juga mengucap syukur karena rekan-rekannya telah memperlakukan masyarakat tak hanya sebagai seorang pelanggan, namun juga sebagai sesama anak bangsa yang harus tolong-menolong.
Recommended By Editor
- Kisah pilu kakek penjual genjer, susuri rawa hingga tinggal di rumah rusak
- Potret pilu bapak penjual genjer, hidup memprihatinkan di tengah rawa
- Perjuangan ibu terjang reruntuhan gempa Cianjur untuk selamatkan anak
- Kisah siswa SMA hanya punya 1 seragam dan sepatu ini bikin haru
- Kisah haru gadis usai ditinggal orang tua, jadi pemulung usai kuliah