Tetap berprestasi di tengah keterbatasan.
foto: brilio.net/Ardho Aflyandri
Di tengah kekalutan hidup, Feri berhasil membuktikan bahwa keterbatasan dirinya bukanlah menjadi alasan untuk tidak menorehkan prestasi. Selain tetap konsisten meraih juara secara akademis di sejak SD hingga SMA, Feri menemukan dirinya tertarik pada permainan bridge, salah satu cabang olahraga kartu yang membutuhkan kejelian dalam melihat kesempatan sekaligus penyusunan taktik melalui hasil pemikiran yang diasah otak pemainnya.
"Alhamdulillah meskipun ada kekurangan fisik, namun Tuhan memberikan kelebihan di bagian lain sehingga bisa terus juara di sekolah. Terus pas SMA, sempat menonton pertandingan kartu bridge dan jadi tertarik karena memang sangat mengasah otak pemainnya kan? Kemudian cobalah dipelajari dan ditekuni," sebutnya sambil tersenyum.
Menjadikan olahraga bridge ini sebagai hobi, Feri terus mengasah kemampuannya dengan latihan bermain bridge setiap hari bersama teman-temannya. Hobi dan semangatnya untuk menorehkan prestasi ini kemudian membuahkan hasil. Ia dan temannya berhasil memenangkan kejuaraan bridge tingkat internasional.
"Jadi karena melihat kesungguhan dan potensi besar di klub bridge ini, kemudian diutuslah oleh sekolah ke lomba internasional bridge, waktu itu diselenggarakan di Batam oleh Gubernur Kepulauan Riau. Disitu bersaing dengan peserta dari nasional dan internasional bersama teman-teman lain, alhamdulillah dapat juara 2," kenangnya menceritakan pengalaman tersebut.
Kemampuan yang dimiliki di tengah keterbatasan dirinya itu juga tidak disia-siakan oleh Feri. Berbekal bakat akademis dan prestasinya yang mumpuni, ia pun berhasil melangkahkan kakinya masuk ke salah satu universitas terbaik di Indonesia, Universitas Gadjah Mada, melalui jalur seleksi PBU (Penelusuran Bibit Unggul). Kini, Feri baru saja selesai melaksanakan KKN dan tengah berada di fase akhir masa perkuliahannya.
foto: brilio.net/Ardho Aflyandri
"Jadi waktu menjelang masuk jenjang perkuliahan, Feri mendaftarlah lewat jalur prestasi di UGM. Alhamdulillah karena banyak juara dan sertifikat dari hasil kejuaraan, rupanya pendafataran di UGM itu membuahkan hasil. Sekarang, perkuliahan lancar dengan nilai bagus, KKN juga baru selesai, dan masuk proses menyusun skripsi," katanya sambil tertawa.
Tips sukses di tengah keterbatasan
Feri menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang ia tanamkan pada dirinya untuk bisa tetap sukses berprestasi meskipun dihadang oleh kekurangan fisik yang menyertainya. Ia menekankan pentingnya perubahan mindset dan mental, usaha mendorong diri, serta aktif mencari berbagai solusi dalam mengatasi masalah apapun yang datang.
foto: brilio.net/Ardho Aflyandri
"Pokoknya apapun kekurangan kita, jangan menganggap diri kita langsung nggak bisa seperti orang lain. Harus dicoba, terus belajar dan usaha dengan percaya diri. Jangan merasa mengasihani diri dan minta dikasihani. Cari solusi apapun untuk mengatasi kekurangan, karena dengan itu baru seseorang bisa mendapatkan hasil yang positif," ujarnya.
"Semua orang jelas harus tahu kan ya, tidak semua orang bisa hidup mudah. Kalau mau hidup yang baik, maka kita itu harus usaha mendapatkannya dengan berbagai usaha. Jikalau mindset seperti ini sudah tertanam, insya Allah sukses itu pasti bakal datang kok," lanjut Feri panjang lebar.
Kini, Feri tengah menempuh semester ke-7 di masa perkuliahan di Universitas Gadjah Mada. Ia mengharapkan untuk dapat lulus tepat waktu dengan hasil memuaskan, serta nantinya mendapatkan pekerjaan di perusahaan pangan yang diinginkannya.
Recommended By Editor
- Kisah tukang bubur jadi atlet panahan raih emas ASEAN Para Games 2022
- Daftar medali Indonesia di Paralimpiade, akhiri puasa emas 41 tahun
- 5 Fakta Hadi Susilo, atlet difabel yang sempat ingin bunuh diri
- Malaysia batal jadi tuan rumah renang karena larang Israel
- Ini kelakar Presiden Jokowi di hadapan atlet Asian Para Games
- 5 Momen serba pertama di sejarah Asian Para Games tercipta di Jakarta