Brilio.net - Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, sebab manusia dikodratkan menjadi makhluk sosial. Sejak lahir hingga kematian pun, manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain. Rasa ingin menolong satu sama lain itulah yang membuat manusia pantas disebut manusia. Hal ini terjadi pada seorang lelaki di Malaysia yang merawat nenek sekaligus tetangganya yang sudah lansia.
foto: sinchew.com
Lelaki berusia 23 tahun bernama Thinagaran tersebut tinggal di Kuantan, Malaysia. Awalnya, ia tinggal bersama neneknya yang berusia 71 tahun di lantai atas dari sebuah rumah teras dua lantai yang disewa di Kubang Buaya, Kuantan. Namun ia berinisiatif mengajak tetangganya yang bernama Paman Yap untuk tinggal bersama.
foto: sinchew.com
Thinagaran berpenghasilan tidak menentu, kisaran Rp 5,3 juta hingga Rp 6,4 juta sebulan. Meski penghasilannya pas-pasan, ia dan sang nenek yang bernama Kamala tetap ingin membantu Paman Yap yang usianya sudah 87 tahun.
Dilansir brilio.net dari sinchew, persahabatan yang menghangatkan hati antara Thinagaran, sang nenek, dan Paman Yap telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun.
foto: sinchew.com
Thinagaran mengatakan bahwa ia kehilangan sang ayah saat dirinya masih kecil. Ia tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah kayu bersama dengan Paman Yap. Namun, beberapa tahun yang lalu, daerah tersebut telah dibongkar. Pada akhirnya, ia pun memutuskan untuk mengundang Paman Yap agar tinggal bersamanya.
foto: sinchew.com
Thinagaran bercerita bahwa Paman Yap dulu merawat dirinya dan saudara perempuannya ketika masih kecil. Ia bahkan menganggap Paman Yap sudah seperti ayah baginya.
“Saya tumbuh di bawah asuhannya. Dia mengajari saya kerajinan tangan dan membawa saya ke sekolah," ujar Thinagaran.
Penghasilannya yang tidak stabil membuat Thinagaran bekerja keras dan sering mendapat pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ia pernah mengalami kecelakaan empat tahun lalu hingga mengalami patah tulang di kaki kirinya. Setelah menjalani operasi pemasangan batang baja di kakinya, ia kesulitan untuk terus bekerja di bengkel ban.
foto: sinchew.com
Ia kemudian harus mendapatkan pekerjaan sebagai pekerja konstruksi lepas meski gajinya berkurang. Untungnya, sang nenek dan Paman Yap masih sehat. Neneknya hanya memiliki beberapa masalah asma ringan, sedangkan Paman Yap memiliki kaki yang lemah dan tidak dapat berjalan dalam waktu lama.
foto: sinchew.com
Diketahui bahwa Paman Yap belum menikah dan kedua adik laki-lakinya telah meninggal dunia. Meski berusaha mengajukan status kewarganegaraan, Paman Yap hanya memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) berwarna merah karena lupa nama orang tuanya. Hubungan persahabatan antara Thinagaran dan sang nenek dengan Paman Yap melebihi keluarga dan mendapat simpati dari banyak warganet.
Recommended By Editor
- Kisah pilu pemuda tempuh 700 KM demi ikut ujian masuk universitas
- Kisah wanita gagal lakukan CPR saat selamatkan pria asing, bikin haru
- Pesan haru Panglima TNI untuk anak almarhum pilot AU yang gugur
- Ibu koma lebih dari setahun, ungkapan rindu sang anak ini bikin haru
- Kisah haru sopir taksi yang harus selalu bawa tabung oksigen