Brilio.net - Modus jebakan penipuan online komisi besar, iming-iming menang undian, hingga belanja online harga miring bertebaran di penjuru internet. Salah satunya pengalaman warganet saat belanja di e-commerce Vomoshop. Mata langsung berbinar mendapati laptop gaming incaran harganya turun drastis. Umumnya, laptop itu dijual dengan harga lima belas juta ke atas. Di e-commerce yang satu ini, laptop itu dijual cuma tujuh jutaan saja. Jari pasti langsung cepat-cepat ingin check-out. FOMO (Fear of Missing Out) karena stok terbatas.
Saat hendak check-out, ada yang sedikit mengganjal di hati. Penjual mengharuskan transfer ke rekening pribadi. Takut terkena penipuan, nomor rekening tersebut diselidiki. Benar rupanya, rekening tersebut terindikasi terlibat penipuan setelah dicek ulang. Seharusnya pembayaran ke rekening ofisial e-commerce, bukan digiring ke luar marketplace.
Beruntung tidak jadi korban, dompet pun tersenyum melihat kejelianmu~
Keselip sedikit, yang paling teliti pun bisa jadi korbannya. Umpan harga dan barang menarik yang diberikan juga begitu menggiurkan. Berbagai promo dan diskon yang tidak masuk akal memperparah FOMO. Godaannya begitu berat, kapan lagi coba bisa mendapatkan laptop flagship dengan harga miring?
Nyatanya, e-commerce ini adalah simulasi edukasi belanja online yang digagas Blibli dan didukung oleh Kemenkominfo, BSSN dan idEA (Asosiasi e-Commerce Indonesia) untuk menyikapi maraknya tipu-tipu online. Vomoshop ini menjadi website simulasi edukasi yang mempelajari perilaku para online shoppers di Indonesia.
Data yang berhasil diperoleh Vomoshop
Selama bulan September, Vomoshop berhasil mendapat kunjungan 63.196 warga dari seluruh Indonesia dan dalam sebulan saja, hasilnya bikin khawatir. 82% pengunjung situs Vomoshop langsung jadi korbannya tanpa berpikir panjang.
foto: brilio.net
Dari sekian banyak pengunjung Vomoshop, hanya 18% dari mereka yang lolos dari jebakan penipuan yang ada. Nyaris 4 dari 5 warganet langsung check-out tanpa pikir panjang usai melihat harga menggiurkan dari barang yang diincar. Terlebih, 71 persen tetap transfer ke rekening pribadi, lho.
foto: brilio.net
Usut punya usut, generasi milenial (usia 25-34) yang seharusnya sudah matang literasi digitalnya malah jadi kelompok yang paling rentan jadi korban penipuan online. Laki-laki juga lebih rentan tergoda dengan promo menarik dari Vomoshop daripada perempuan. Dengan menambahkan kata hanya hari ini saja mampu mempengaruhi emosi korban untuk segera belanja.
Panduan terhindar FOMO dengan #IngatVOMO
Eksperimen sosial Vomoshop menjadi bukti bahwa penipuan online sederhana pun bisa membuat warganet paling teliti terjebak. Perilaku FOMO membuat logika tak jalan dan gelap mata.
Buktinya, dengan prinsip warga Jakarta yang mending nyesel beli daripada nyesel gak beli mampu mengantar warga jakarta sebagai pemenang check-out FOMO terbanyak. Biar gak terjebak FOMO, pastikan #IngatVOMO.
Verifikasi alamat website didahului dengan https://. Jika akan mengunduh aplikasi belanja online lewat Playstore atau App Store, pilih dengan rating di atas 4.
Setelah itu, lakukan Observasi. Baca deskripsi produk pada laman atau aplikasi belanja online. Waspadalah jika harganya jauh di bawah pasaran. Pastikan juga ketersediaan layanan returnya.
Mudah akses info. E-commerce yang terpercaya memiliki layanan pelanggan yang informatif dan mudah diakses. Konsumen juga mudah memilih layanan pengiriman dan melacaknya.
Yang terakhir, Ofisial. Hati-hatilah jika penjual meminta membayar ke rekening pribadinya. Pastikan keamanan transaksi dengan melakukan pembayaran hanya lewat platform marketplace.
Nah, gimana nih hasil tes kejelian kamu di Vomoshop? Jangan sampai terjebak penipuan online, ya. Terapkan jurus #IngatVOMO dan sebarkan simulasi edukasi dari Blibli agar terhindar dari penipuan online di bawah ini!
foto: brilio.net