Brilio.net - Obesitas menjadi permasalahan bagi sejumlah orang di belahan dunia mana pun. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor yang kompleks, termasuk perilaku, genetik, dan lingkungan. Perilaku yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik adalah salah satu penyebab utama obesitas.

Tak sedikit penderita terjebak dalam kondisi ini. Mereka sulit memperbaiki pola hidupnya, bahkan cenderung kondisinya semakin memburuk dan berisiko menderita berbagai jenis penyakit serius. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas dapat berkontribusi pada perkembangan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker endometrium (WHO, 2023). Kelebihan lemak tubuh dapat memengaruhi hormon dan proses metabolisme yang berperan dalam perkembangan kanker.

Lebih fatal lagi, obesitas bisa menyebabkan kematian. Hal inilah yang dialami oleh seorang pria yang harus berhadapan dengan maut akibat kelebihan berat badan dan divonis dokter mengidap penyakit serius.

Pria tersebut bernama Alex Tan. Dirinya memutuskan untuk mengendalikan kesehatannya setelah seorang dokter memperingatkan bahwa kelebihan berat badannya sudah mengancam nyawa. Dokter juga menekankan, jika Tan tidak mengatur pola hidup sehat, maka tidak menutup kemungkinan dia akan meninggal dan tidak akan pernah melihat putanya tumbuh dewasa.

kisah pria idap obesitas selamat dari maut scmp.com

kisah pria idap obesitas selamat dari maut
scmp.com

Dilansir brilio.net dari South China Morning Post, Senin (26/8), Tan menceritakan jika dia telah berjuang melawan kelebihan berat badan sejak masih kecil. Pada saat dia berusia 15 tahun, berat badannya lebih dari 100 kg. Pada usia 30 tahun, berat badannya mencapai 134 kg. Upaya untuk menjadi bugar selama bertahun-tahun terbukti tidak berhasil, dan Tan menanggung kelebihan berat badan tersebut hingga pertengahan usia empat puluhan.

Kondisi tersebut membawa Tan harus menerima kenyataan pahit. Menurut diagnosa dokter, pria yang bekerja sebagai eksekutif perusahaan di Amerika Serikat tersebut menderita diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, asam urat, refluks asam, dan sleep apnea.
akibatnya,

"Saya masih ingat betapa terkejutnya saya ketika mendengar kata-kata itu," tutur Tan menceritakan pengalamannya.

Selama tiga tahun berikutnya, dari April 2021 hingga Juni 2024, Tan berhasil menurunkan berat badan lebih dari 40 kg, dari 120 kg menjadi 78 kg. Persentase lemak tubuhnya turun dari 40 menjadi 21,7.

"Sebelum saya menurunkan berat badan, saya tidak bisa tidur nyenyak di malam hari dan terbangun dengan nafas tersengal-sengal. Saya mengkonsumsi obat pereda nyeri untuk meredakan nyeri parah di pergelangan kaki dan lutut akibat kelebihan berat badan," ujar pria berusia 49 tahun itu.

"Saya pernah mengalami bahu kiri beku akibat terjatuh beberapa tahun sebelumnya dan juga cedera lutut kanan," lanjut Tan.

Setelah satu setengah tahun menjalani diet penurunan berat badan, kesehatan Tan membaik secara drastis. Dia berhenti minum obat untuk menurunkan tekanan darahnya, dosis obat diabetesnya dikurangi lebih dari setengahnya, dan dosis obat asam uratnya dikurangi sepertiga dari dosis sebelumnya.

Hasilnya, refluks asam lambung, sleep apnea, nyeri bahu beku, dan nyeri lutut semuanya hilang.

Tips sukses diet

Tan membeberkan caranya agar bisa sukses diet bahkan hingga menyembuhkan berbagai penyakitnya. Kata Tan, semua usaha yang dia lakukan dimulai dari niat dan mindset yang dimiliki orang tersebut. Awalnya, beberapa metode diet yang dijalaninya gagal total.

"Saya telah mencoba berbagai rencana diet gila, mengonsumsi pil penurun berat badan, dan menjalani akupuntur. Berat badan saya turun, tetapi selalu naik lagi," ujar Tan.

Sebelum pandemi Covid-19, berat badan Tan turun 15 kg, tetapi kemudian naik lagi.

kisah pria idap obesitas selamat dari maut scmp.com

kisah pria idap obesitas selamat dari maut
scmp.com

Namun, atas rekomendasi seorang teman, dia bergabung dengan pusat kebugaran pada April 2021 dan mulai berlatih dengan pelatih pribadi Monique Lee. Mereka menyusun rencana tiga cabang untuk Tan yang mencakup berjalan 14.000 langkah sehari, mengikuti diet defisit kalori, dan latihan kekuatan tiga kali seminggu.

Berkat dibimbing sang personal trainer, diet yang dilakukan Tan pun berprogres. Dia memegang prinsip yang diberikan pelatih pribadinya agar sukses menjalankan diet.

"Untuk mengubah penampilan fisik seseorang, hal itu harus terjadi terlebih dahulu di dalam pikiran dan kemudian dengan usaha yang konsisten hal itu terwujud dalam kehidupan nyata," kata Tan menirukan perkataan Monique Lee, personal trainer Tan.

"Dokter saya meminta saya untuk menulis buku tentang perjalanan kebugaran saya sehingga mereka dapat memberikan buku tersebut kepada pasien lain yang memiliki penyakit yang sama," tambah Tan.

Pada poin utamanya, cara diet yang dilakukan Alex Tan adalah melakukan banyak gerakan pada setiap aktivitas hariannya.

"Saya mulai berjalan kaki saat melakukan rapat daring. Saya akan berjalan di sekitar kantor sambil mengenakan earphone," kata Tan. Dia juga mulai berjalan jauh di akhir pekan.

Selain dipaksa banyak bergerak, Tan melakukan latihan seperti dumbbell chest press, seated row, leg press, sled push, dan sled backward pull sambil mengenakan sabuk beban.

Tan merasa latihan tersebut sangat melelahkan pada awalnya. "Saya merasa jantung saya mau meledak," katanya.

Secara bertahap, staminanya membaik. Tan terus berlatih dengan Lee dua kali seminggu, melakukan latihan beban dua kali seminggu sendiri, dan menghadiri kelas bela diri body combat mingguan.

Tan juga membuat rencana makannya berapa kali dan memasukkan karbohidrat bertepung ke dalam pola makannya berdasarkan kemajuan penurunan berat badannya.

"Sebelumnya saya makan apa pun yang saya suka, kapan pun saya mau – pizza, burger, ayam goreng, bihun goreng. Saya makan terus-menerus," kata Tan, yang sudah punya kebiasaan makan tidak sehat sejak kecil.

"Saya mencoba menyiapkan makanan di rumah untuk seminggu, mendaftar untuk layanan pengiriman makanan, tetapi tidak ada yang berhasil. Hanya ketika saya mengubah fokus saya pada apa yang bisa saya makan dan bukan apa yang tidak bisa saya makan, saya dapat mempertahankan rutinitas yang sehat," lanjut Tan.

Menu sarapan Tan kini terdiri dari dua potong roti gandum utuh dengan dada kalkun. Makan siang terdiri dari brokoli, nasi merah, dan dada ayam. Makan malam terdiri dari sandwich isi daging 300 kalori atau salad 249 kalori dari restoran Meksiko, atau salmon, ubi jalar, dan wortel.

kisah pria idap obesitas selamat dari maut scmp.com

kisah pria idap obesitas selamat dari maut
scmp.com

Akhirnya setelah tiga tahun menggalakkan dietnya secara disiplin, Alex Tan pun berhasil menurunkan berat badannya hingga 40kg. Hal ini membuat penampilan Tan jadi berubah total. Bahkan keadaan tubuhnya pun jadi lebih bugar.

Saran Tan kepada siapa pun yang ingin menurunkan berat badan adalah, bahwa waktu terbaik untuk memulai perjalanan kebugaran adalah sekarang. Dia memiliki album foto berjudul “Gemuk” di ponselnya, di dalamnya berisikan foto-foto saat dirinya mengalami obesitas.

"Saya menunjukkannya kepada orang-orang dan memberi tahu mereka, ‘Jika saya bisa melakukannya, Anda juga bisa.'" tandasnya.

Cegah diabetes dengan pola hidup sehat

Perlu diketahui, obesitas bukan hanya tentang penampilan fisik, tapi juga membawa risiko kesehatan yang serius. Penumpukan lemak berlebih pada tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius. Salah satu bahaya terbesar adalah meningkatnya risiko penyakit jantung.

Menurut data dari American Heart Association, obesitas dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2, yang semuanya merupakan faktor risiko utama penyakit jantung (American Heart Association, 2023). Jadi, menjaga berat badan yang sehat penting untuk melindungi kesehatan jantung kamu.

Mengetahui buruknya dampak dari obesitas, kamu harus selalu sadar untuk menjaga pola hidup sehat. Berikut beberapa caranya:

1. Mengatur pola makan
- Konsumsi makanan bergizi: Berikan makanan yang seimbang dan bergizi, termasuk buah, sayuran, biji-bijian, protein sehat, dan produk susu rendah lemak.
- Batasi makanan tinggi lemak dan gula: Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan kalori seperti makanan cepat saji, makanan olahan, minuman manis, dan makanan ringan yang tidak sehat.
- Hindari makanan sebagai penghargaan: Jangan memberikan makanan sebagai penghargaan atau penghiburan, sehingga anak tidak mengembangkan hubungan emosional yang buruk dengan makanan.

2. Aktivitas fisik teratur
Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari untuk membantu hidup lebih sehat dan bebas dari obesitas. Aktivitas fisik yang dilakukan dapat bervariasi, mulai dari latihan intensitas sedang, jalan kaki, aerobik, hingga program latihan ketahanan.

3. Kurangi konsumsi gula, garam, dan lemak
Konsumsi gula, garam, dan lemak dengan pedoman yang tepat untuk menghindari konsumsi berlebihan.

4. Berhenti mengkonsumsi alkohol dan rokok
Hindari alkohol dan rokok untuk menurunkan risiko obesitas. Pola hidup buruk ini jika terus dibiarkan, juga dapat memengaruhi kesehatan lainnya.