Kelola toko seiring perkembangan zaman
Andreas Purwanto sudah mengelola Toko Roti Jakarta selama enam tahun bersama orang tua. Meski usia toko tak lagi muda, mereka berhasil bertahan dan berkembang dalam berbagai kondisi. Hubungan dengan konsumen loyal dan mempertahankan konsistensi kualitas produk agar tetap baik menjadi dua faktor yang memengaruhi bertahannya Toko Roti Jakarta.
"Surviving tuh, dengan selama ini, dengan adanya COVID, dengan adanya krisis moneter, kerusuhan, dan lain-lain. Kita tetap ada itu dan masih bisa terus berkembang terus," ungkap Andreas.
foto: brilio.net/Khansa Nabilah
Selama menjalankan toko, Andreas juga turut membantu orang tua mengelola sertifikasi halal. Meski baru mendapatkan sertifikasi halal sekitar tahun 2017. “Mungkin udah 6-7 tahunan karena dulu bapak dan ibu belum mengerti. Dari awal kita (bahan-bahannya) halal, nggak ada yang diganti bahan-bahannya,” ujar Andreas.
Selama menjalani bisnis, tentu mereka pernah mengalami pasang surut. Kendati demikian, Andreas senantiasa bersyukur. Mereka kini memiliki Mereka tidak pernah menjual roti produksinya setengah harga, melainkan membagikan roti yang layak makan ke anak-anak yatim.
"Kita kalau enggak habis juga kita bagikan ke anak yatim sih roti-rotinya, kita enggak pernah jual setengah harga. Saya punya 180 anak di empat panti, jadi gantian (membagikanny), kalau misalnya hari ini nggak habis kita bagi ke mereka gitu. Layak makan pasti, karena kan ini roti bertahan empat hari," ungkap Andreas.
foto: brilio.net/Khansa Nabilah
Saat ini, Toko Roti Jakarta juga membuka cabang di Jalan Poncowinatan No. 11, Jetis, Yogyakarta. Kini mereka juga membuka toko online di berbagai marketplace seperti Tokopedia, Shopee, GoFood, GrabFood, Paxel, dan beberapa lainnya.
Meski menjual roti lawasan, Toko Roti Jakarta tetap dapat dinikmati berbagai usia. Lulu Al Marjani merupakan salah satu penikmat roti-roti yang diproduksi oleh toko roti tersebut. Dari produk yang pernah dinikmatinya, wanita yang akrab disapa Alma ini menyukai roti dagingnya.
"Kalau aku paling suka tetep roti dagingnya soalnya lembut banget rotinya. Beda banget sama roti-roti yang lainnya. Sobekannya lembut nggak yang sobek kasar gitu. Dagingnya enak gurih manis nggak pelit dan dagingnya padet, bukan yang daging diisi asal gitu," kata Alma.
foto: brilio.net/Khansa Nabilah
Demikian juga dengan sang suami, Taka, yang juga ikut menjadi penikmat roti Jakarta. Sebagai penikmat roti dengan selai wangi pandan, Taka lebih menyukai roti pandan sarikaya. "Pandan ori dan lembut banget. Nyatu sama rotinya yang lembut juga. Isiannya banyak pula," ungkapnya.
Alma juga penikmat onbitjkoek, buatnya rasa kue tersebut membuatnya teringat dengan kue buatan nenek. "Aku sama suamiku suka juga. Kayak roti buatan nenek gitu. Otentik unik, manisnya juga pas. Nggak yang manis nyegrak dan soft. Manis pas pokoknya," pungkas Alma.