Brilio.net - Bulan Ramadhan memang menjadi bulan yang begitu dirindukan oleh umat muslim di seluruh dunia. Pasalnya banyak sekali keistimewaan di bulan Ramadhan. Tidak hanya puasa, sholat tarawih, witir, membaca Alquran saja. Namun ada banyak keistimewaan lainnya saja, yakni membaca doa-doa yang dianjurkan oleh Allah SWT.
Berdoa dalam setiap situasi sangat dianjurkan oleh Rasulullah. "Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". (Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad).
Allah Ta'ala juga berfirman:
foto: istimewa
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu". (QS. Al-Hujurat : 13).
Ada beberapa doa yang paling mustajab di bulan Ramadhan, berikut lansiran brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (16/4).
1.
foto: istimewa
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah puasa dan ibadahku di bulan ini seperti puasa orang-orang sejati, bangunkanlah aku di bulan ini dari kelelapan tidur orang-orang yang lupa dan ampunilah segala kesalahanku, wahai Tuhan semesta alam, dan ampunilah aku, wahai pengampun orang-orang yang bersalah."
2.
foto: istimewa
Artinya: "Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini kecerdasan dan kesadaran diri, jauhkanlah aku di bulan ini dari ketololan dan kesesatan, dan limpahkanlah kepadaku sebagian dari setiap kebajikan yang Engkau turunkan di bulan ini. Dengan kedermawanan-Mu, wahai Dzat Yang Lebih Dermawan dari para dermawan."
3.
foto: istimewa
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang memohon pengampunan, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan para kekasih-Mu yang dekat dengan-Mu. Dengan kasih sayang-mu wahai Dzat Yang Lebih Pengasih dari para pengasih."
4.
foto: istimewa
Artinya: "Ya Allah, bantulah aku di bulan ini dalam melaksanakan puasa dan ibadah, jauhkanlah aku di bulan ini dari kesalahan dan doa-dosa (yang tidak pantas dilaksanakan) di dalamnya, dan anugerahkanlah kepadaku di bulan ini (kesempatan untuk) mengingat-Mu untuk selamanya dengan taufik-Mu, wahai penunjuk jalan orang-orang yang sesat."
5.
foto: istimewa
Artinya: "Ya Allah, dekatkanlah aku di bulan ini dari ridha-Mu, hindarkanlah aku di bulan ini dari kemurkaan-Mu, dan anugerahkanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk membaca ayat-ayat (kitab)-Mu dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Lebih Pengasih dari para pengasih."
6.
foto: istimewa
Artinya: "Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini untuk mengasihani anak-anak yatim, memberi makan, menebarkan salam dan bersahabat dengan orang-orang mulia. Dengan keutamaan-Mu, wahai Tempat Bernaung orang-orang yang berharap."
7.
foto: istimewa
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang bertawakal kepada-Mu, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang jaya di haribaan-Mu, dan jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang telah dekat kepada-Mu. Dengan kebaikan-Mu wahai tujuan orang-orang yang berharap."
Waktu mustajab berdoa di bulan Ramadhan.
1. Berdoa saat sahur.
Sahur dilakukan pada sepertiga malam, pada waktu inilah doa-doa yang kamu panjatkan akan mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Sebelum melaksanakan sahur, kamu bisa melaksanakan sholat tahajud terlebih dahulu dan kemudian berdoa.
Seperti dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, nomor 1145 dan 758. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, "Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni."
Doa yang dikabulkan oleh Allah SWT di sepertiga malam juga dijelaskan Ibnu Hajar. Dalam hadis di atas, Ibnu Hajar berkata:
"Doa dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan." (Fath Al-Bari, 3: 32).
2. Saat berpuasa.
Ketika berpuasa dan kamu memanjatkan doa, maka akan menjadi waktu yang tepat. Pasalnya orang yang sedang berpuasa dianjurkan untuk banyak berdoa agar mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
Dalam hal ini, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadis ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya).
Hal ini juga dijelaskan Imam Nawawi rahimahullah, sebagai berikut:
"Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak doa demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan doa kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (Al-Majmu’, 6: 273).
3. Saat berbuka puasa.
Ketika berbuka puasa, cobalah untuk memanjatkan doa. Hal ini dijelaskan pada Hadis Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Kemudian dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) kembali menerangkan mengenai hal ini:
"Bahwa umat muslim yang berdoa di waktu berbuka puasa akan mudah dikabulkan Allah, sebab orang tersebut telah selesai menunaikan ibadahnya, yaitu dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri di hadapan Allah. Hal inilah yang disenangi Allah, sehingga setiap doa yang dipanjatkan umatnya dalam keadaan tersebut akan mudah diterima Allah".
4. Ketika adzan berkumandang.
Tentunya ini tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadhan saja, pada bulan-bulan lainnya juga merupakan waktu yang pas untuk berdoa. Seperti yang sudah diketahui, ketika azan berkumandang umat muslim dianjurkan untuk menjawab azan dengan mengucapkan lafal yang sama.
Seperti dalam Hadis Riwayat Abu Daud, Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda:
"Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar,1/369, berkata: “Hasan Shahih”).