Brilio.net - Tahun ini, Kustomfest mengangkat tema Back Tho The Roots sebagai upaya mengikis segala perbedaan sambil terus memacu karya-karya terbaik anak bangs di bidang otomotif. Acara ini akan diadakan pada 5-6 Oktober 2019 di Jogja Expo Center.
“Kustomfest 2019 Back To The Roots adalah ajakan kami ke semua anak bangsa termasuk di dunia kustom untuk kembali berjalan bergandengan tangan dalam satu tujuan membesarkan industri ini. Kita kembali berkarya bersama-sama dengan mewarisi semangat keberagaman menggapai harapan dalam suasana nyaman dan damai,” tutur Lulut Wahyudi, Director Kustomfest.
foto: brilio.net/Faris Faizul Aziz
Ia menambahkan banyak pemahaman dari kembali ke akar budaya ini dalam sisi budaya otomotif, seni dan gaya hidup di Kustomfest 2019. Terlebih dengan tampilnya sang maestro Didi Kempot pada ajang lebaran insan kostum tersebut.
“Tampilnya Mas Didi Kempot dan berbagai musisi lintas genre menjadi salah satu simbol bahwa musik bisa ikut menyatukan berbagai elemen masyarakat untuk ikut menikmatinya. Ini bagian dari konsep Back to The Roots di tahun ini, selain itu perilisan soundtrack GAS GAS GAS karya Kill The DJ menguatkan dan memudahkan kami menyampaikan semangat kustom kulture Indonesia ke khalayak luas” tambahnya.
foto: brilio.net/Faris Faizul Aziz
Pada 2019 ini Lulut Wahyudi bersama Tim Retro Classic Cycles menghadirkan lucky draw. Pembuatan motor kustom tersebut dibuat berdasarkan inspirasi, pengalaman serta filosofi yang mendalam yang dinamakan "Ontoseno". Menurut Lulut, sosok pewayangan Ontoseno adalah pahlawan yang rela berkorban untuk Pandhawa.
"Ontoseno merupakan sosok kunci dalam perang Baratha Yudha pertarungan antara Pandhawa dan Kurawa. Ontoseno tidak pernah disebut, padahal dia adalah pahlawan yang mengorbankan harga dirinya untuk tidak terjun dalam peperangan atas perintah dewa," tegas Lulut pada tim brilio.net dalam acara Launching lucky draw Kustomfest 2019 – Back To The Roots, di Pendopo Agung Royal Ambarukmo, Jumat, (4/10).
Pada acara tersebut diperlihatkan wujud Ontoseno kepada publik. Seno menegaskan bahwa lucky draw ini terinspirasi dari motif utama baju hitam putih baju wayang Ontoseno.
"Motif painting tersebut terinspirasi dari batik hitam putih 'rasukan' (pakaian) Ontoseno," jelas Lulut.
foto: brilio.net/Faris Faizul Aziz
Lulut menyebutkan, proses pewarnaan lucky draw Ontoseno hanya memerlukan waktu tiga pekan. Ia menggandeng seniman Danny Hacka dari Hacka Pinstriping.
Lucky draw akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Hanya dengan tiket Rp 60 ribu, pengunjung bisa berkesempatan untuk mendapatkan Ontoseno secara cuma-cuma.
Recommended By Editor
- 10 Lifehack modifikasi kendaraan pakai perabot rumah tangga, kreatif
- 10 Kondisi kendaraan bermotor tak biasa ini bikin geleng kepala
- 10 Modifikasi motor matic ini absurdnya bikin geleng kepala
- 10 Modifikasi kendaraan ini absurdnya bikin gagal paham
- 10 Modifikasi becak motor ini hasilnya bikin geleng kepala