Dasar logika.

Logika adalah © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Inti dari logika adalah konsep atau pemikiran yang logis. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan isinya. Dalam hal ini juga, logika menjadi alat untuk menganalisis argumen. Logika memiliki dua dasar penalaran, yaitu deduktif dan induktif. Berikut ini penjelasannya.

1. Penalaran deduktif.

Penalaran deduktif atau logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid, jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Contoh argumen deduktif.

- Semua kuda adalah mamalia.

- Setiap mamalia punya sebuah jantung.

intinya, setiap kuda punya sebuah jantung.

2. Penalaran induktif.

Penalaran induktif atau logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Contoh argumen induktif.

- Kuda Sumba punya sebuah jantung.

- Kuda Amerika punya sebuah jantung.

- Kuda Australia punya sebuah jantung.

Intinya, setiap kuda punya sebuah jantung.

Fungsi logika.

Logika adalah © 2022 berbagai sumber

foto: pexels.com

Pada dasarnya, fungsi logika tidak hanya melahirkan ilmu baru. Akan tetapi juga dapat berfungsi untuk menghasilkan kebenaran atau kesalahan. Jika argumennya benar maka akan menghasilkan kebenaran, sebaliknya jika argumennya salah, maka logikanya pun juga akan salah. Namun, logika memiliki fungsi secara umum, diantaranya sebagai berikut.

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren.

2. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.

3. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan, kekeliruan, serta kesesatan dalam berpikir.

4. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.

5. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis

Dasar logika.

Logika adalah © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Inti dari logika adalah konsep atau pemikiran yang logis. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan isinya. Dalam hal ini juga, logika menjadi alat untuk menganalisis argumen. Logika memiliki dua dasar penalaran, yaitu deduktif dan induktif. Berikut ini penjelasannya.

1. Penalaran deduktif.

Penalaran deduktif atau logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid, jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Contoh argumen deduktif.

- Semua kuda adalah mamalia.

- Setiap mamalia punya sebuah jantung.

intinya, setiap kuda punya sebuah jantung.

2. Penalaran induktif.

Penalaran induktif atau logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Contoh argumen induktif.

- Kuda Sumba punya sebuah jantung.

- Kuda Amerika punya sebuah jantung.

- Kuda Australia punya sebuah jantung.

Intinya, setiap kuda punya sebuah jantung.

Fungsi logika.

Logika adalah © 2022 berbagai sumber

foto: pexels.com

Pada dasarnya, fungsi logika tidak hanya melahirkan ilmu baru. Akan tetapi juga dapat berfungsi untuk menghasilkan kebenaran atau kesalahan. Jika argumennya benar maka akan menghasilkan kebenaran, sebaliknya jika argumennya salah, maka logikanya pun juga akan salah. Namun, logika memiliki fungsi secara umum, diantaranya sebagai berikut.

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren.

2. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.

3. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan, kekeliruan, serta kesesatan dalam berpikir.

4. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.

5. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis

Cara berpikir dan memahami logika.

Logika adalah © 2022 berbagai sumber

foto: pexels.com

1. Melakukan sesuatu hal baru: guna menambah kecakapan berpikir lebih logis.

Salah satu cara untuk menambah dan meningkatkan kecakapan dalam berpikir lebih logis adalah belajar melakukan dan menerapkan hal baru. Untuk itu, kamu dapat melakukannya dengan menjalankan hobi maupun aktivitas baru secara rutin. Sehingga hal ini dapat meningkatkan motivasi hidup dan memberi banyak kegiatan serta pengalaman baru.

2. Mempertimbangkan risiko dari setiap keputusan.

Dalam berpikir logis harus mempertimbangkan banyak kemungkinan yang akan terjadi, sehingga satu per satu bagian keputusan yang diambil, bisa dipertimbangkan lebih baik lagi, entah itu risiko buruk maupun kebaikannya.

Salah satu cara untuk belajar logika adalah mempertimbangkan berbagai risiko di setiap keputusan yang dibuat, yaitu dengan menggunakan daya imajinasi. Maksudnya adalah setiap individu pasti memiliki proses dalam mengambil keputusan saat mengalami masalah. Maka sebisa mungkin perlu adanya bayangan akan seperti apa dampak atau risiko dari suatu keputusan. Sehingga meminimalisir skenario buruk yang terjadi.

3. Sadar terhadap pikiran irasional.

Cara selanjutnya adalah individu perlu sadar terhadap pikiran irasional. Pada dasarnya seorang individu dapat melakukan tindakan di luar nalar atau logika karena tidak memperhitungkan atau mepertimbangkan pemikiran logisnya. Oleh sebab itu, kamu perlu memaksimalkan langkah untuk berpikir lebih logis. Ketika seseorang mengalami banyak pikiran irasional, alangkah baiknya introspeksi diri untuk kembali berpikir logis.

4. Berorientasi pada masa depan.

Cara lain yaitu membiasakan diri untuk berorientasi pada masa depan, bukan pada masa lalu. Ketika seseorang berorientasi pada masa depan, maka mau tidak mau harus memiliki visi ke depan, perencanaan, analisa, dan motivasi.

 

Sumber: Jalinus, dkk. 2021. Riset Pendidikan dan Aplikasinya. Penerbit UNP Press.