Cara hidup hemat dan minimalis ini sendiri pun bisa berbeda dari satu individu ke individu lain. Abi misalnya, seorang mahasiswa semester akhir asal Sumatera Selatan di AMIKOM Yogyakarta, menuturkan bahwa ia menerapkan gaya hidup hematnya bersama dengan konsep "zero-waste". Salah satu cara yang ia lakukan tersebut adalah dengan mengganti penggunaan sabun dan deterjen dengan biji lerak.

hidup ala frugal © 2023 brilio.net

foto: brilio.net/Ardho Aflyandri (Keterangan: Biji lerak dan air hasil jadi yang dipakai)

"Ya, jadi saat ini mencuci pakaian, alat-alat makan, sampai mandi pun memakai air dari biji lerak sebagai ganti produk-produk gitu. Soalnya biji lerak mengandung saponin, yang menghasilkan busa dan punya sifat membersihkan. Bijinya pun tinggal direndam beberapa hari, terus direbus, lalu diperas deh airnya. Biar makin awet, tambahin sedikit garam terus simpan di kulkas" jelasnya panjang lebar.

Abi pun menuturkan, sejak ia mencoba gaya hidup hemat ini sejak 2022 lalu dibarengi dengan upaya zero-waste tersebut, ia tidak hanya berhasil menghemat pengeluaran bulanannya, namun juga belajar menghargai dan menjaga lingkungan yang kian hari mengalami kerusakan.

"1kg-nya saja cuma 30 ribuan. Sejauh ini, 1/4 kilo itu saja bisa untuk 2 bulan lebih. Jadinya hemat banget, nggak harus beli sabun mandi, cuci piring, maupun deterjen yang mungkin bisa ngehabisin 50 ribu per bulan. Plus, sekalian berpartisipasi merawat bumi karena air jadi tidak tercemar bahan kimia. Uang pun bisa ditabung untuk keperluan lain" jelasnya.

Berbeda dengan Abi, Izam, seorang mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta, mengadopsi gaya hidup super hematnya dengan modal utama niat untuk diet agar kurus dan menyehatkan diri. Tak tanggung-tanggung, sejak 2020 lalu, ia hanya mengeluarkan Rp 300 ribu saja per bulan dari Rp 2,5 juta yang didapatkannya melalui usaha freelance.

hidup ala frugal © 2023 brilio.net

foto: brilio.net/Ardho Aflyandri (Keterangan: potret IPad dan motor hasil dari uang yang disimpan oleh Izam)

"Dari hasil freelance jadi graphic desainer, ya sekitar Rp 2,5 juta per bulan. Tapi, hanya 300 ribu saja yang dipakai per bulannya, mulai sejak 2020 lalu pas masa covid sampai keterusan sekarang. Alhamdulillah, tanpa minta orang tua, sisa yang ditabung itu bisa untuk membeli motor, laptop, alat untuk nge-desain, sampai pakaian juga," katanya.

Izam membeberkan bahwa ia berhasil mengeluarkan hanya Rp 300 ribu sebulan itu memang butuh perjuangan dan dilakukan secara bertahap. Mulai dari memotong jatah makannya per hari hingga mengurangi waktu yang dihabiskan untuk nongkrong atau jalan-jalan di luar. Keputusan hidup hemat ini sendiri diakuinya membawa dampak positif dan negatif tersendiri.

hidup ala frugal © 2023 brilio.net

foto: brilio.net/Ardho Aflyandri (Keterangan: jumlah persediaan makanan yang cukup digunakan 2-3 bulan ke depan)

"Setiap per 3 bulan itu belanja bahan makanan pokok yang dibutuhkan seperti nasi, sayuran, dan sebagainya untuk masak sendiri. Per harinya kisaran 5-10 ribu saja yang habis untuk sekali makan, bahkan bisa kurang karena cukup sering juga masak nasi goreng. Kalau lapar, ya bergerak sambil olahraga dan perbanyak minum air putih, jadi nggak kepikiran buat jajan segala macam"

"Sekarang, terasa juga jadi agak jauh dengan teman-teman karena mengurangi rekreasi dan nongkrong. Tapi ya, karena sudah menguatkan niat, jalani saja deh," ujar dia.