Macam-Macam Majas

majas  pixabay.com

foto : pixabay.com

a. Sindiran

Macam-macam majas yang pertama adalah majas sindiran. Majas sindiran biasanya berisi ungkapan kata-kata kiasan yang bertujuan untuk menyentil seseorang atau keadaan tertentu. Berikut beberapa jenis majas sindiran beserta contohnya:

Ironi

Ironi merupakan majas sindiran yang umumnya menggunakan kata kiasan dengan makna yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya.

Contoh: Ruang bekerja kamu sangat rapi, sampai-sampai aku kesusahan duduk di sini.

Sinisme

Sinisme termasuk majas sindiran yang digunakan untuk memberi sindiran secara langsung kepada orang lain.

Contoh: Badanmu bau sekali, tetapi kalau disuruh mandi tidak mau.

Sarkasme

Terakhir adalah majas sarkasme. Majas sindiran yang satu ini menggunakan kata-kata berkonotasi kasar untuk memberikan sindiran kepada orang lain.

Contoh: Dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja, kamu hanya akan jadi sampah masyarakat.

b. Pertentangan

Macam-macam majas selanjutnya adalah majas pertentangan. Majas pertentangan biasanya digunakan untuk menunjukkan maksud tertentu melalui kata-kata kiasan yang berlawanan arti. Berikut macam-macam majas pertentangan beserta contohnya yang perlu dipahami :

Litotes

Litotes termasuk majas pertentangan yang umumnya menggunakan ungkapan merendahkan diri, padahal fakta kenyataan yang terjadi justru sebaliknya.

Contoh: Silakan mampir ke gubuk kami yang sederhana ini. Kata 'gubuk' di sini mewakili arti dari rumah.

Paradoks

Paradoks merupakan majas pertentangan yang biasanya membandingkan situasi sebenarnya dengan situasi sebaliknya yang saling bertentangan.

Contoh: Di tengah keramaian itu aku merasa kesepian.

Antitesis

Antitesis termasuk satu di antara majas pertentangan. Majas antitesis biasanya memadukan pasangan kata yang memiliki arti bertentangan.

Contoh: semua orang sama di mata hukum, tak peduli tua-muda atau kaya-miskin. Tua-muda dan kaya-miskin merupakan dua paduan kata yang mempunyai arti berlawanan.

Kontradiksi Interminus

Majas kontradiksi interminus digunakan untuk menyangkal pernyataan yang disebutkan sebelumnya. Biasanya penggunaan majas ini disertai dengan konjungsi, seperti 'hanya saja' atau 'kecuali'.

Contoh: Semua murid boleh bermain, kecuali murid yang tidak mengerjakan tugas.

c. Penegasan

Majas penegasan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu secara tegas guna meningkatkan pemahaman serta kesan kepada pembaca atau pendengar. Beberapa yang termasuk jenis majas penegasan, antara lain:

Pleonasme

Pleonasme merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata dengan makna sama, terkesan tidak efektif, tetapi disengaja untuk menegaskan sesuatu.

Contoh: Ayo cepat naik ke atas, sebelum makananmu menjadi dingin.

Repetisi

Repetisi merupakan gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam suatu kalimat.

Contoh: Pria itu pencopetnya, dia pelakunya, dia yang mengambil dompet saya.

Retorik

Retorik merupakan gaya bahasa dalam bentuk kalimat tanya, tetapi sebenarnya tidak perlu dijawab. Majas ini biasanya dipakai untuk penegasan sekaligus sindiran.

Contoh: Kalau kamu salat subuh setiap kapan saja?

Klimaks

Klimaks merupakan gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan, di mana tingkatannya makin lama makin tinggi.

Contoh: Pada saat itu semua orang, mulai bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia pergi mengungsi akibat gempa.

Antiklimaks

Antiklimaks merupakan gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari tingkatan tertinggi ke tingkatan terendah.

Contoh: Setiap hari senin, mulai staf dan karyawan rutin melaksanakan upacara bendera.

Pararelisme

Pararelisme merupakan gaya bahasa yang mengulang-ulang sebuah kata untuk menegaskan makna kata tersebut dalam beberapa definisi yang berbeda. Biasanya jenis majas ini digunakan pasa sebuah puisi.

Contoh: Kasih pasti murah hati, kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan.

Tautologi

Tautologi merupakan gaya bahasa yang mengulang kata yang bersinonim untuk menegaskan suatu kondisi atau maksud tertentu.

Contoh: Sejarah masa lalu pria itu sangat kelam.

d. Perbandingan

Majas perbandingan merupakan gaya bahasa berisi ungkapan dengan cara menyandingkan atau membandingkan suatu objek yang lainnya, melalui proses penyamaan, melebih-lebihkan, atau penggantian. Di dalam majas perbandingan ini masih dapat dibagi ke dalam beberapa sub jenis, yakni:

Hiperbola

Majas hiperbola termasuk sebagai satu di antara majas perbandingan. Majas hiperbola digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan, bahkan sering tidak masuk akal.

Contoh: Pria itu memiliki semangat yang keras seperti baja, tentu ia akan menjadi orang sukses.

Eufimisme

Majas perbandingan eufimisme merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata-kata yang kurang baik dengan kata-kata yang lebih halus.

Contoh: Kata 'kencing' diganti dengan 'buang air kecil'.

Metanomia

Majas perbandingan metanomia berupa gaya bahasa yang menyandingkan istilah sesuatu untuk mengacu pada benda umum.

Contoh: Bila haus, minumlah Aqua. Kata 'Aqua' di sini dikenal sebagai sebuah merek dagang air mineral yang sudah cukup terkenal.

Simile

Selanjutnya adalah majas simile. Majas perbandingan yang satu ini umumnya menyandingkan suatu aktivitas dengan suatu ungkapan.

Contoh: Anak kecil itu menangis bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

Alegori

Majas alegori digunakan untuk menyandingkan suatu objek dengan kata kiasan.

Contoh: Mencari wanita yang sempurna seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.