Brilio.net - Menari dengan 10 orang, 20 orang atau 100 orang? Itu sih hal biasa, kalau 10 ribu orang lebih? Nah itu baru luar biasa. Ribuan masyarakat Aceh dari berbagai kecamatan dan kabupaten berkumpul 13 Agustus kemarin di Stadion Seribu Bukit Gayo Lues untuk bersama-sama menarikan tarian Saman. Seperti apa sih keseruannya?
foto: wisataleuser-gayolues.com
Dilansir dari website Dinas Pariwisata Kabupaten Gayo Lues, dengan kesepakatan bersama kecamatan sekitar, Kabupaten Gayo Lues akan mengadakan Pertunjukan Tari Saman Roa Lo Roa Ingi (Dua hari dua malam).
foto: Instagram/@juliantopiliang
Saman 10001 menjadi nama kegiatan sekaligus jumlah penari yang direncanakan akan tampil. Saman 10001 ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya diselenggarakan. Sebelumnya kegiatan yang sama juga diadakan pada tahun 2014 namun dengan 5.047 jumlah penari.
foto: Instagram/@danirandi
Kegiatan yang juga merupakan salah satu media promosi pariwisata ini mendapat dukungan yang positif dari Para Pengulu dan masyarakat Aceh lho.
Uniknya, peserta yang menghadiri kegiatan ini melebihi jumlah yang diperkirakan. Menurut beberapa sumber, jumlah penari bahkan melebihi 12 ribu peserta dari rencana awal 10 ribu. Wah, tinggi sekali antusiasnya.
Dalam situsnya, Dinas Pariwisata Gayo Lues menyebutkan bahwa perhelatan ini juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Ketua Komisi X DPR RI.
Tarian Saman telah ditetapkan menjadi salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO tanggal 24 November 2011 lalu lho.
Jadi terharu kan lihat begitu banyak generasi muda yang sangat antusias berpartisipasi dalam kegiatan ini. Nah sebagai masyarakat Indonesia, baik tua maupun muda, ayo kita lestarikan budaya kita.
foto: Instagram/@parawisataaceh
Sukses atas terselenggaranya Saman 10001.
Recommended By Editor
- Uniknya Gereja Ganjuran, kamu bisa 'bertemu' Yesus dalam balutan Jawa
- Tari Lengger, aura mistis membuat penarinya bak punya kekuatan super
- Rajamala, perahu milik Keraton Surakarta yang mistis dan melegenda
- Kerbau bule dikeramatkan & diistimewakan di Solo, kamu tahu sebabnya?
- Anak muda ini lestarikan wayang suket setelah Slamet Gundono tiada