Brilio.net - Evolusi adalah proses perubahan spesies dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan agar spesies tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya dan meneruskan perubahan tersebut kepada generasi berikutnya. Evolusi menjadi konsep pemersatu biologi karena evolusi menjelaskan beragam aspek dalam biologi terutama mengenai bagaimana organisme yang hidup saat ini merupakan sebuah evolusi dari satu nenek moyang (ancestor) dan diversitas kehidupan yang besar di bumi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), evolusi merupakan perubahan yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan. Ahli biologi seperti Charles Darwin juga mencoba membagikan pemikirannya mengenai evolusi melalui buku yang berjudul "On The Origin of Species: by Means of Natural Selection". Nah, untuk mengetahui lebih dalam mengenai teori evolusi, brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber pada Rabu (22/6).
Teori Evolusi.
foto: Unsplash/Eugene Zhyvchik
Evolusi merupakan perubahan genotip pada suatu populasi yang berlangsung secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang sangat lama. Teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli menjadi dasar lahirnya teori evolusi adalah:
1. Menurut Aristoteles, penciptaan makhluk hidup terjadi dalam sekali saja secara lengkap, tidak ada evolusi atau perubahan lagi terhadap makhluk hidup.
2. George Cuvier melalui teorinya berpendapat bahwa terjadi bencana alam yang tiba-tiba hingga menyebabkan tumbuhan dan hewan di tempat tersebut mati, lalu kemudian masuk bentuk kehidupan baru dari daerah lain. George juga menemukan lapisan batuan fosil yang mewakili zaman yang berbeda dan menjadi petunjuk dari teori ini.
3. James Hutton berpendapat bahwa perubahan geologis berlangsung secara perlahan tetapi pasti.
4. Menurut seorang ahli bernama Charles Lyell, evolusi merupakan sebuah proses geologis, pola seragam, kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu. Contohnya, terbentuknya gunung serta erosi gunung yang terjadi membuktikan keseimbangan.
5. Jean Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup sederhana adalah nenek moyang dari makhluk hidup yang sempurna. Selain itu, ia juga meyakini bahwa makhluk hidup akan beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Organ yang mengalami perubahan secara terus-menerus akan berkembang semakin sempurna. Sedangkan organ yang tidak diperlukan akan menurun perkembangannya. Lamarck berpendapat bahwa evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan dapat diturunkan.
6. Charles Robert Darwin dikenal sebagai Bapak Teori Evolusi. Hal-hal yang menjadi pokok teori Darwin adalah spesies yang hidup saat ini berasal dari spesies yang hidup di masa silam. Ia juga meyakini bahwa evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Prinsip-prinsip evolusi.
foto: Unsplash/David Clode
Terdapat prinsip-prinsip pada terjadinya evolusi, yaitu:
1. Spesies baru bukan merupakan bentuk yang paling sempurna, tetapi berasal dari bentuk sederhana yang belum terspesialisasi.
2. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke perubahan yang kompleks.
3. Evolusi dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga terdapat bentuk-bentuk baru yang muncul.
4. Laju kecepatan evolusi pada setiap organisme tidak sama.
5. Evolusi terjadi dengan proses mutasi dan dalam lingkup populasi.
Proses atau mekanisme evolusi dalam kehidupan.
foto: Unsplash/Suzanne D Williams
Menurut teori Darwin, evolusi dapat terjadi karena adanya seleksi alam dan variasi genetik sehingga akan memunculkan sifat-sifat baru yang akan diwariskan pada keturunannya. Agar dapat lolos dari seleksi alam, makhluk hidup akan mengalami perubahan secara morfologis, fisiologis, dan tingkah laku. Beberapa faktor yang berperan dalam proses evolusi adalah sebagai berikut:
1. Mutasi.
Mutasi merupakan peristiwa yang menyebabkan terjadinya perubahan pada frekuensi gen. Mutasi dapat menjadi suatu proses yang menguntungkan dan merugikan. Keuntungan mutasi gen yaitu berpotensi menghasilkan sifat baru yang lebih menguntungkan, menghasilkan spesies yang dapat beradaptasi, serta memiliki kemampuan reproduksi dengan bibit unggul. Sedangkan mutasi akan bersifat merugikan apabila sifat yang dihasilkan bertolak belakang dengan keuntungannya.
2. Genetic Drift.
Genetic Drift merupakan perubahan acak pada frekuensi gen yang disebabkan oleh migrasi, kematian, atau isolasi. Proses evolusi ini disebabkan oleh bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi, dan perpindahan organisme dari suatu tempat ke tempat lain.
3. Aliran gen.
Proses ini terjadi ketika migrasi dan kawin pada individu di antara populasi. Aliran gen sangat bergantung pada jumlah individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik individu yang datang bergabung.
4. Rekombinasi seksual.
Proses ini melibatkan kemampuan reproduksi secara seksual pada setiap individu untuk menghasilkan keturunan yang dapat berbeda dengan induknya. Hal ini karena dipengaruhi oleh penggabungan kromosom yang terjadi secara acak antara dua sel gamet pada tahapan meiosis. Proses ini memberikan peluang menghasilkan keturunan yang viabilitasnya tinggi dan berpengaruh terhadap evolusi populasi.
5. Seleksi alam dan adaptasi.
Proses adaptasi pada individu akan diikuti oleh proses seleksi alam. Individu yang adaptif cenderung dapat lolos dari seleksi alam dengan perubahan sifat tertentu sehingga dapat bertahan hidup dan mewariskan sifat tersebut pada keturunannya.
Bukti yang dianggap sebagai petunjuk adanya evolusi.
foto: Unsplash/Jacqueline Martinez
Terdapat beberapa bukti yang dianggap dapat memberikan petunjuk mengenai adanya evolusi di antaranya:
1. Variasi makhluk hidup.
Variasi adalah perbedaan yang ditemukan pada individu dalam satu spesies. Jika varian tersebut hidup pada lingkungan yang berbeda maka akan menghasilkan keturunan yang akan berbeda.
2. Fosil.
Fosil yang ditemukan di dalam lapisan bumi menunjukkan adanya perubahan secara perlahan. Penemuan fosil ini juga dapat menjadi petunjuk adanya proses evolusi. Sejarah perkembangan kuda menjadi salah satu contoh yang paling dikenal untuk menerangkan adanya perubahan bentuk dari masa ke masa.
3. Homologi dan analogi organ tubuh.
Homologi adalah organ makhluk hidup yang memiliki bentuk asal yang sama dan kemudian mengalami perubahan struktur sehingga fungsinya berbeda. Sedangkan analogi adalah organ tubuh yang memiliki fungsi sama tetapi bentuk asalnya berbeda.
4. Petunjuk secara biokimia.
Uji presipitin dilakukan untuk mengetahui kedekatan hubungan kekerabatan antara organisme satu dengan yang lainnya. Banyak sedikitnya endapan yang terbentuk akibat reaksi antara antigen-antibodi dapat digunakan untuk menentukan kedekatan hubungan kekerabatan tersebut.
5. Perbandingan fisiologi.
Organisme memiliki ciri-ciri fisiologi yang sama seperti saluran respirasi, ekskresi, dan sebagainya. Jadi, meskipun ciri morfologi dan jumlah sel yang membentuk organisme berbeda, namun tetap ada kemiripan secara fisiologisnya.
Sumber: Munawir. 2020. Biologi SMA. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Recommended By Editor
- Reformasi adalah perubahan untuk kebaikan, pahami latar belakangnya
- Arti visi dan misi, ketahui pengertian, perbedaan, dan manfaat
- Produsen adalah penghasil barang atau jasa, ini penjabarannya
- Transmigrasi adalah perpindahan penduduk, ini sejarah dan tujuannya
- Ekosistem adalah sebuah sistem ekologi, pahami komponen dan jenisnya