Brilio.net - Kata baku dapat diartikan sebagai kata yang sudah benar dari segi aturan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dikenal sebagai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau disebut sebagai tata bahasa baku.

Kata baku juga dapat dipahami sebagai kata yang diucapkan atau ditulis oleh seseorang sesuai dengan kaidah dan pedoman yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman EYD, tata bahasa baku, dan kamus. Kata baku digunakan pada kalimat resmi atau ragam bahasa baku baik secara lisan maupun tulisan.

Kata baku dalam bahasa Indonesia juga memiliki ciri-ciri seperti digunakan dalam situasi resmi, tidak dicampuri oleh dialek tertentu, serta memenuhi fungsi gramatikal. Kata baku dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi seperti sebagai pemersatu, sebagai pemberi ciri khas, dan sebagai pembawa kewibawaan.

Untuk memahami lebih rinci mengenai kata baku, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Senin (29/8).

Pengertian kata baku

perbedaan kata baku dan tidak baku  berbagai sumber

foto: Pexels/John-Mark Smith

Kata dapat dikatakan sebagai bentuk yang sangat kompleks yang tersusun atas beberapa unsur. Kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih. Kata juga dapat dimaknai sebagai bagian yang sangat penting dalam kehidupan berbahasa.

Kata baku dan tidak baku sering dijadikan sebagai pembahasan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia berhubungan dengan penyerapan kosakata bahasa asing dan berhubungan dengan kaidah penulisan yang benar.

Terdapat beberapa pengertian mengenai kata baku yang dikemukakan oleh para ahli yaitu sebagai berikut:

1. Rini Damayanti menyatakan bahwa kata baku merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Sedangkan kata tidak baku merupakan kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan, seperti bahasa sehari-hari.

2. Menurut Sulis Setiawati, kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan.

3. Ketut Dibia menyatakan bahwa kata baku adalah kata yang tidak bercirikan bahasa daerah atau bahasa asing, baik dalam penulisan maupun dalam pengucapannya harus bercirikan bahasa Indonesia.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.

Perbedaan kata baku dan tidak baku

perbedaan kata baku dan tidak baku  berbagai sumber

foto: pexels.com

Kata baku digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sedangkan kata tidak baku digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan.

Kata tidak baku cenderung lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan kata baku dan tidak baku dihadapkan kepada dua ragam, yaitu ragam resmi dan tidak resmi.

Ragam resmi merupakan keadaan atau situasi yang bersifat formal seperti penulisan karya ilmiah, pidato kenegaraan, dan lain-lain. Sedangkan ragam tidak resmi merupakan keadaan atau situasi yang bersifat tidak formal seperti dalam percakapan sehari-hari.

Bentuk kesalahan menggunakan kata baku

perbedaan kata baku dan tidak baku  berbagai sumber

foto: Pexels/Pavel Danilyuk

Penggunaan kata baku sering ditemui di kalangan anak-anak karena umumnya belum mengetahui mana yang merupakan kata baku dan mana yang merupakan kata tidak baku. Selain pada anak-anak, kesalahan penggunaan kata baku juga sering terjadi pada orang dewasa. Adapun kesalahan yang sering terjadi dalam menggunakan kata baku adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan pengantian huruf yang dominan adalah pada penggunaan huruf vokal (a,e, dan u) dan konsonan (f, t, r, k, dan v).
2. Kesalahan penghilangan huruf sering terjadi pada penggunaan huruf vokal (e dan i) dan konsonan (h, n, s, k, dan g).
3. Kesalahan penyederhanaan huruf yang dominan terletak pada huruf vokal (au dan ai) dan konsonan (kh).
4. Kesalahan ejaan huruf dominan terjadi pada pemisah dan penyatuan kata (di).
5. Kesalahan pilihan kata yang dominan adalah penggunaan kata (kayak).

Faktor penyebab kesalahan penggunaan kata baku

perbedaan kata baku dan tidak baku  berbagai sumber

foto: Pexels/Brett Jordan

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kata baku yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian dan konsentrasi saat mempelajari kosakata bahasa Indonesia.
2. Kurangnya latihan menulis dengan menggunakan kata yang sesuai dengan kaidah kata baku.
3. Kurang teliti juga menjadi penyebab terjadinya kesalahan saat menggunakan kata baku.

Kata baku jika dilihat dari berbagai sisi

perbedaan kata baku dan tidak baku  berbagai sumber

foto: Pexels/Bounthan Lee

Kata baku dapat dilihat dari empat sisi yaitu:

1. Kata baku jika dilihat dari sisi ejaannya
Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan sejak tahun 1972. Oleh karena itu, semua kata yang tidak tertulis dalam kaidah bahasa yang telah diatur oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan kata tidak baku.
2. Kata baku jika ditinjau dari sisi gramatikal
Kata baku harus dibentuk berdasarkan kaidah-kaidah gramatikal seperti pada kata meninjau, mengontrak, kedudukan, dan lainnya.
3. Kata baku jika dilihat dari sisi nasional
Terdapat kata-kata yang berasal dari bahasa daerah namun telah memiliki sifat nasional yang artinya sudah menjadi bagian dari banyaknya kosakata bahasa Indonesia.
4. Kata baku jika dilihat dari sisi bahasa asing
Jika ejaan bahasa asing sudah dimuat dalam pedoman penyesuaian ejaan bahasa asing, maka kata serapan bahasa asing bisa disebut sebagai bahasa baku.

Sumber: Ningrum 2019. Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 5 Nomor 2: Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Di Kalangan Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.