Brilio.net - Majas Metafora (metaphor) merupakan salah satu jenis gaya bahasa di dalam karya sastra yang mempunyai makna kiasan untuk menggambarkan sebuah objek dengan perbandingan langsung serta tepat atas dasar sifat yang sama atau juga hampir sama dengan objek lainnya.

Majas metafora ini ialah jenis majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung serta juga tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.

Dilansir dari berbagai sumber, Senin (21/3) berikut penjelasan pengertian metafora, tujuan manfaat dan struktur penyusunannya.

Pengertian Metafora

metafora  pixabay.com

foto : pixabay.com

Pengertian majas metafora yang lainnya ialah, pemakaian kata atau juga kelompok kata yang bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang dengan berdasarkan persamaan atau juga perbandingan. Ciri dari majas metafora ini ialah menggunakan kata-kata kiasan serta juga terdapat pilihan kata yang menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain.

Di dalam menyamakan atau juga membandingkan sesuatu, majas metafora ini menggunakan perbandingan langsung tanpa diikuti dengan kata pembanding seperti, bagai, bak, atau laksana. Majas metafora ini sendiri masuk ke dalam kategori majas perbandingan.

Majas metafora merupakan suatu ungkapan dengan secara langsung berupa perbandingan analogis yang mana kata atau frasa yang digunakan bukanlah makna sebenarnya namun untuk menggambarkan perbandingan atau persamaan pada suatu objek dengan objek lainnya.

Gaya bahasa Metafora banyak digunakan didalam berbagai karya sastra yang mana tujuannya untuk dapat mengungkapkan suatu makna dengan penekanan pada kesan yang akan ditimbulkan. Selain dari itu, penggunaan Metafora ini juga ditujukan untuk dapat mengatasi keterbatasan pilihan kata serta juga bentuk ekspresi seorang penulis.

Ciri-Ciri Majas Metafora

Di bawah ini merupakan ciri-ciri majas metafora diantaranya sebagai berikut :

1. Menggunakan kata-kata atau juga frasa yang mempunyai makna kiasan untuk menyamakan atau juga membandingkan suatu objek dengan objek lainnya.

2. Membandingkan suatu objek atau juga keadaan dengan menggunakan perbandingan langsung tanpa adanya kata pembanding seperti misalnya kata bagaikan, laksana, atau bak.

3. Tidak menggunakan kata penghubung atau juga konjungsi pada kalimatnya.

Jenis-Jenis Majas Metafora

Terdapat 2 (dua) jenis majas metafora ini diantaranya ialah sebagai berikut :

Metafora in Praesentia

metafora  pixabay.com

foto : pixabay.com

Majas Metafora in Praesentia ini ialah jenis majas metafora yang mana objek yang hendak dibandingkan itu disampaikan bersamaan dengan pembandingnya sehingga maknanya itu bersifat eksplisit.

Contohnya seperti: Ayu ialah kembang desa yang menjadi pusat perhatian dari banyak pria di desa Mekarjaya.
Pada kalimat tersebut, kata kembang desa itu bermakna bahwa Ayu merupakan gadis yang sangat cantik.

Metafora in Absentia

Majas Metafora in Absentia ialah jenis majas metafora yang mengungkapkan sesuatu hal itu dengan secara implisit sehingga terkadang disalahartikan oleh pembacanya disebabkan bisa terjadi penyimpangan makna.

Contohnya seperti: Banyak para pemuda di desa
jatimulto yang ingin mempersunting mawar desa itu.
Pada kalimat itu, katamawar desa itu dapat mempunyai banyak makna, maknanya ialah gadis, cantik, wanita yang belum menikah.

Contoh Majas Metafora

metafora  pixabay.com

foto : pixabay.com

Di bawah ini merupakan beberapa contoh kalimat yang didalamnya itu terdapat majas atau gaya bahasa metafora diantaranya ialah sebagai berikut:

- Kemarin malam rumah Pak Ranto dilahap si jago merah, para warga membantu untuk memadamkan api sebelum pemadam kebakaran itu datang. (si jago merah: api).

- Tikus-tikus kantor itu memang tidak pernah jera, walaupun mereka tahu ancaman hukumannya itu cukup berat. (tikus kantor : koruptor).

- Dia anak emas di keluarga disebabkan prestasi yang dicapainya itu melebihi saudara-saudaranya. (anak emas :anak yang paling disayang).

- Walau banyak cobaan yang dilewati, Rina tetap berlapang dada. (lapang dada: sabar).

- Rian dan Ayu sangat menyayangi buah hati mereka. (buah hati: anak).

- Paman membawa buah tangan dari desa. (buah tangan: oleh-oleh).

- Ia mati kutu pada saat ketahuan mencontek oleh guru. (mati kutu: tidak bisa berbuat apa-apa).

- Lintah darat itu mendatangi rumah bu Ani. (lintah darat: rentenir).

- Mungkin saja, mereka sedang mencuci otak rakyat. (cuci otak: mempengaruhi).

- Karin langsung naik darah saat mengetahuinya. (naik darah: marah)