Brilio.net - Seni grafis adalah salah satu media ekspresi seni rupa dua dimensional yang pengerjaannya biasanya dilakukan di atas media kertas dengan proses cetak mencetak serta dapat digandakan. Seni grafis juga dapat dipahami sebagai medium ekspresi dua dimensional dengan menggunakan teknik cetak datar, cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring. Seni grafis memang memiliki banyak teknik yang menarik.

Seni grafis di Indonesia pun telah dimulai sejak zaman pasca kemerdekaan Indonesia dan terus berkembang hingga kini. Untuk penjelasan yang lebih rinci mengenai seni grafis, berikut brilio.net merangkumnya dari berbagai sumber pada Selasa (9/8).

Pengertian seni grafis

penjabaran seni grafis  berbagai sumber

foto: emarts/Unsplash

Istilah grafis berasal dari bahasa Yunani yaitu "graphein" yang berarti tulis-menulis. Pada perkembangannya, tulis-menulis ini berkembang menjadi cetak-mencetak. Semua produk cetak dua dimensi dapat dikategorikan ke dalam istilah grafis. Istilah ini ditujukan untuk menyalurkan ide dan ekspresi para seniman yang populer disebut sebagai seni grafis. Para seniman yang membuat karya seni grafis bebas menyalurkan ide yang ada di kepala dan berdasarkan perasaannya tanpa ada paksaan dari pihak lain. Selain itu, seni grafis cenderung tidak mementingkan aspek komersialitasnya. Seni grafis termasuk ke dalam bagian karya seni murni yang berdampingan dengan karya seni lukis dan patung.

Seni grafis juga dapat diartikan sebagai cabang seni rupa dua dimensi yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak di atas kertas. Acuan cetak diciptakan dari permukaan sebuah bahan yang umum digunakan dalam seni grafis seperti plat logam, tembaga, atau seng. Setiap hasil cetakan dianggap sebagai karya seni orisinil yang memiliki keotentikan masing-masing. Sebagai salah satu cabang seni rupa murni, seni grafis telah dimanfaatkan oleh banyak seniman besar dunia untuk menghasilkan karya.

Sejarah seni grafis

penjabaran seni grafis  berbagai sumber

foto: Angga Kurniawan/Unsplash

Seni grafis berkembang di wilayah Cina hingga menyebar ke Jepang dan Eropa. Dahulu seni grafis diciptakan hanya untuk memperbanyak tulisan-tulisan suci. Kemudian seni grafis semakin berkembang di Jepang dan dinamakan Ukiyo-e atau moku hanga yang berarti cetak kayu. Pada perkembangannya, seni grafis semakin dikenal luas termasuk di Indonesia. Eksistensi seni grafis di Indonesia dimulai sejak zaman perjuangan kemerdekaan melalui para seniman seperti Affandi dan kawan-kawan. Momentum penting dalam aktivitas grafis di Indonesia adalah ketika dua orang pelukis yaitu Baharoedin M.S dan Mochtar Apin mendapat tugas dari Oeroesan Pemoeda Perhoeboengan Loear Negeri untuk membuat beberapa karya grafis untuk dikirimkan ke negara sahabat yang mengakui kedaulatan Negara Indonesia.

Setelah kemerdekaan, perkembangan seni grafis tak lepas dari peran institusi pendidikan formal. Institusi pendidikan seni formal di Indonesia memasukan seni grafis ke dalam kelompok fine art atau seni murni yang sejajar dengan seni lukis dan seni patung. Perkembangan seni grafis dalam praktik seni rupa di Indonesia baru terasa di daerah yang memiliki institusi seni seperti Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Bali, dan Jakarta. Namun, sata ini upaya memperkenalkan seni grafis di Indonesia telah dilakukan oleh banyak pihak, baik secara formal maupun informal.