Brilio.net - Suriname, sebuah negara kecil di Amerika Selatan, memiliki sejarah panjang dengan Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Sejarah ini dimulai ketika ribuan orang Jawa dibawa ke Suriname oleh pemerintah kolonial Belanda untuk dijadikan buruh di perkebunan pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Meski telah menetap di Suriname selama beberapa generasi, banyak keturunan Jawa di negara itu yang masih menjaga ikatan kuat dengan akar budaya Jawa mereka. Salah satunya adalah Lindsey Dianti Soetodrono, seorang gadis keturunan Jawa-Suriname, yang melakukan perjalanan ke Indonesia untuk menemukan jejak kakek buyutnya.

Dalam unggahan di akun Instagram miliknya @lindseysoeto, membagikan kisahnya ketika bertemu dengan kakek buyutnya, Soekiman Soetodrono. Sosok ini memiliki makna yang sangat dalam baginya, karena dari sanalah ia mendapatkan nama belakang yang ia banggakan hingga saat ini.

"Grandpa Soekiman Soetodrono, my great uncle and son of Soeratmin Soetodrono. Because of him I wear the name Soetodrono. The name I wear with pride!" tulis Lindsey dikutip brilio.net dari Instagram @lindseysoeto, Kamis (24/10).

Perjuangan gadis keturunan Suriname © Instagram

foto: Instagram/@lindseysoeto

Pada Agustus 2023, Lindsey akhirnya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan sang kakek buyut untuk pertama kalinya. Sayangnya, pertemuan tersebut juga menjadi yang terakhir, karena sang kakek buyut wafat tak lama setelahnya. Momen berharga tersebut menjadi salah satu peristiwa paling penting dalam hidup Lindsey, yang ia simpan dalam hati selamanya.

Perjalanan Lindsey ke Indonesia tidak hanya sekadar pertemuan dengan kakek buyutnya, melainkan juga sebuah pencarian jati diri yang lebih dalam. Pertemuan itu, kata Lindsey, membuatnya merasa lebih dekat dengan akar leluhurnya dan memahami tentang siapa dirinya sebenarnya.

"I am called to heal. I am called to share the stories of my ancestors. I am called to speak. I am called to become and remain more visible. This one is for my people. Jaji," ungkapnya.

Selain Indonesia, Lindsey juga memiliki hubungan mendalam dengan Suriname, tempat di mana ia dilahirkan dan keluarganya tumbuh. Pada musim panas tahun 2023, Lindsey kembali ke Suriname setelah 13 tahun lamanya.

Perjuangan gadis keturunan Suriname © Instagram

foto: Instagram/@lindseysoeto

Kunjungannya tersebut bukan sekadar liburan, melainkan sebuah ziarah ke rumah kakek-neneknya yang telah meninggal dunia. Dalam kisahnya, Lindsey mengenang betapa bersalahnya ia saat berusia 11 tahun karena tidak bisa lebih sering mengunjungi kakek-neneknya ketika mereka masih hidup.

It was like I never left, but only one thing was different... I couldn't hug my grandparents anymore,” ungkap Lindsey dengan penuh kesedihan.

Lindsey juga menceritakan pengalaman spiritual yang mendalam ketika berada di rumah kakek-neneknya. Ketika ia berjalan ke lantai atas, ia melihat dua kursi goyang yang berjajar, tempat di mana ia merasakan kehadiran energi yang kuat.

"It was like they were waiting for me and welcoming their putu (Javanese for grandchild) back," terangnya.

Perjuangan gadis keturunan Suriname © Instagram

foto: Instagram/@lindseysoeto

Pengalaman tersebut membuat Lindsey merasa terhubung kembali dengan leluhurnya, bahkan setelah kematian mereka. Ia kemudian mengunjungi makam kakeknya untuk pertama kalinya, meskipun tidak sempat mengunjungi makam neneknya karena keterbatasan waktu.

Lindsey merasa bahwa perjalanan ini telah membawanya ke dalam lingkaran spiritual keluarganya. Dari Suriname ke Indonesia, tempat di mana nenek moyangnya dimakamkan dan identitas budayanya berakar.

Kisah Lindsey bukan hanya tentang mencari jejak kakek buyutnya, tetapi juga tentang menemukan kembali jati dirinya sebagai bagian dari diaspora Jawa di Suriname. Dengan bangga, Lindsey membawa warisan leluhurnya ke masa depan, menyatukan cerita mereka dan mengenangnya dalam setiap langkah yang ia ambil.