Brilio.net - Perjuangan Dwi Ayu Darmawati untuk mencari keadilan setelah menjadi korban penganiayaan menjadi perhatian publik. Kasus ini melibatkan anak pemilik toko roti terkenal, George Sugama Halim (GSH), yang diduga melakukan kekerasan pada Kamis (17/10).
Peristiwa bermula ketika Dwi menolak mengantarkan pesanan makanan ke kamar tersangka, yang menurutnya bukan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Insiden tersebut memicu kemarahan pelaku hingga melemparkan kursi dan mesin EDC ke arah korban, menyebabkan luka fisik.
Setelah kejadian, Dwi langsung melapor ke Polsek Rawamangun, namun laporan tersebut tidak diterima. Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR RI, ia mengungkapkan bahwa dirinya harus mendatangi tiga kantor polisi sebelum laporannya diterima.
"Habis kejadian itu langsung lapor ke Polsek Rawamangun, tapi di situ enggak bisa nanganin. Akhirnya dirujuk ke Cakung dan di Cakung juga nggak bisa nanganin juga. Hari itu bolak-balik tiga kantor polisi," ujar Dwi kepada Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, dikutip dari YouTube TVR Parlemen.
foto: YouTube/TVR PARLEMEN
Setelah berbagai upaya, laporan akhirnya diterima di Polres Metro Jakarta Timur dengan dukungan keluarga dan teman-teman. Kemudian, dirinya menjalani visum untuk memperkuat bukti laporan.
Tak berapa lama, korban kemudian dikirim pengacara oleh pihak pelaku atas nama Linda yang merupakan owner dari toko roti tempatnya bekerja. Namun, mulanya, Dwi tidak mengetahui jika pengacara berasal dari pihak pelaku karena pengacara tersebut mengaku berasal dari LBH dan merupakan utusan dari Polda.
"Saya sempat dikirimin pengacara dari pihak pelaku, tapi awalnya nggak tahu. Dia ngakunya dari LBH utusan dari Polda," jelas Dwi.
Saat pertemuan di Polres untuk pertemuan BAP, pengacara tersebut lantas memberi tahu bahwa dirinya merupakan utusan dari pemilik usaha roti. Akhirnya, pihak korban mengganti pengacara namun nasib buruk justru menimpanya.
Dalam upayanya mempercepat proses hukum bersama pengacara baru, Dwi kemudian menjual motor satu-satunya untuk menyewa pengacara. Sayangnya, pengacara yang disewanya ternyata menipu.
"Pengacara ini, kalau saya tanya tentang bagaimana kelanjutan kasusnya, dia selalu bilang, sedang diproses, sedang diproses. Di situ, dia setiap ada info selalu ke rumah dan minta duit. Mama saya sampai jual motor satu-satunya untuk ini," kata Dwi.
foto: YouTube/TVR PARLEMEN
Dwi menjelaskan bahwa pengacara sebelumnya meminta uang sebesar Rp12 juta dengan alasan operasional. Namun, setelah mendapatkan uang tersebut, pengacara itu hilang kontak.
Dwi juga mengungkapkan bahwa sebelum insiden penganiayaan terjadi, dirinya pernah dihina dengan sebutan miskin dan babu. George bahkan mengklaim dirinya kebal hukum, sehingga Dwi tidak akan mampu memenjarakannya karena keterbatasan finansial.
"dia juga pernah ngatain saya miskin, babu, terus dia juga sempat ngomong 'orang miskin kaya lo ga bisa masukin gue ke penjara, gue ni kebal hukum'," beber Dwi.
Akibat dari hal tersebut, Dwi ingin mengundurkan diri dari toko roti tempatnya bekerja, tetapi ditahan oleh adiknya GSH. Setelah itu, Dwi bersama karyawan lain meminta untuk membuat perjanjian tidak mengantarkan makanan lagi ke George.
Saat ini, George Sugama Halim telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara. Meski begitu, korban masih berjuang agar keadilan ditegakkan tanpa hambatan.
"Yang saya inginkan hanya keadilan. Semua orang harus bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan," tegas Dwi menutup ceritanya.
Recommended By Editor
- Dari luar mirip WC umum, 9 potret rumah berdinding semen ini interiornya bikin pecinta Doraemon mupeng
- Tampak sederhana dari luar, hunian tengah sawah Rp1 M ini jadi impian tinggal di hari tua, 9 potretnya
- Pengawasan dipertanyakan, begini kronologi Molly Gajah Bali Zoo meninggal gegara terbawa arus sungai
- Luarnya sederhana berdinding kayu, 9 potret rumah panggung di tengah empang ini dalamnya bikin mupeng
- 10 Potret rumah pinggir sungai ini minimalis, toiletnya bikin salfok
- Sederhana berlantai satu, 11 potret rumah masa kecil Katon Bagaskara ini sudah kosong 15 tahun
- Dikira candaannya tak masuk hati, momen sang kakak baca diary adiknya ini bikin terenyuh