Brilio.net - Dalam Agama Islam, umat Islam memiliki dua Hari Raya besar yang dirayakan setiap tahunnya yaitu Idul Adha dan Idul Fitri. Keduanya merupakan peristiwa yang selalu ditunggu-tunggu bagi umat Islam. Sebagian orang menyebutnya sebagai hari kemenangan, tak heran banyak umat Islam yang menyambutnya dengan penuh suka cita.
Sebentar lagi menjelang 1 Syawal umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Sementara itu, Idul Adha dirayakan umat Islam sebagai bentuk mengingat bagaimana ketakwaan Nabi Ibrahim pada Allah dengan berqurban.
Dalam sejarah Islam, Nabi Ibrahim diberi ujian untuk menyembelih putranya sendiri yakni Ismail. Meski sangat berat, namun baik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memilih untuk menerima perintah Allah. Saat hendak melakukannya, Allah pun menyelamatkan Nabi Ismail dan menggantinya dengan kambing. Bentuk perayaan kedua hari besar tersebut yaitu dengan melaksanakan sholat sunnah dua rakaat.
Hari Raya Idul Fitri dirayakan dengan melaksanakan sholat Idul Fitri. Sedangkan, Hari Raya Idul Adha dirayakan dengan sholat Idul Adha.
Selain itu, momen perayaan Idul Adha dan Idul Fitri juga senantiasa dihiasi semangat berbagi oleh kaum muslim dengan orang-orang yang tidak mampu. Idul Adha dibuktikan dengan adanya penyembelihan hewan qurban dan Idul Fitri dengan wajibnya membayar zakat fitrah.
Terdapat persamaan dan perbedaan diantara keduanya. Adapun persamaan dan perbedaan sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha telah brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Senin (3/5).
Persamaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha
foto: freepik.com
Adapun persamaan sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha sebagai berikut.
1. Hukum
Hukum melaksanakan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha yaitu sunnah muakkadah. Artinya amalan sunnah yang dilakukan untuk menyempurnakan suatu ibadah wajib dan dianjurkan dilakukan sebab tingkatannya hampir mendekati ibadah wajib. Berbeda dengan pendapat jumhur ulama, dari mazhab Al-Hanafiyah memiliki pandangan kedua sholat ini hukumnya wajib sedangkan dari mazhab Al-Hanabilah mengatakan fardhu kifayah.
2. Memiliki jumlah rakaat yang sama
Kedua sholat ini sama-sama memiliki jumlah dua rakaat. Pada rakaat pertama disunnahkan sebelum membaca surat Al-Fatiyah untuk membaca takbir 7 kali di luar takbiratul ihram, kemudian pada rakaat kedua takbir 5 kali di luar takbir intiqal.
Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dan dari kakeknya radhiyallahu 'anhum berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Takbir di shalat Iedul Fithri tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat yang kedua. Dan membaca ayat Al-Quran sesudah takbir pada keduanya” (HR. Abu Daud)
3. Tahun pensyariatan
Sama-sama disyariatkan di tahun yang sama, yaitu tahun kedua hijriyah.
4. Tidak didahului adzan dan iqamah
Menariknya, kedua sholat ini tidak didahului dengan adzan maupun iqamah. Namun, hanya diserukan lafadz:
"Ashshalatu jamiah."
5. Tidak disyariatkan sholat sunnah sebelum dan sesudahnya
Dalam melaksanakan ibadah sholat ini, keduanya Sama-sama tidak didahului atau ditutup dengan sholat sunnah qabliyah atau ba'diyah.
6. Disunnahkan khutbah sesudahnya
Setelah sholat, disunnahkan untuk meneruskannya dengan khutbah. Apabila setelah sholat tidak ada khutbah, sholat tersebut tetap sah di sisi Allah SWT.
Hal ini tentunya berbeda dengan khutbah Jumat, yang merupakan rukun dari pelaksanaan sholat Jumat. Tanpa adanya khutbah, maka seluruh jamaah tidak sah sholatnya.
7. Dianjurkan untuk dihadiri oleh semua kalangan
Sholat Idul Fitri dan Idul Adha sama-sama dihadiri oleh seluruh umat Islam, baik laki-laki atau pun perempuan, baik dewasa maupun anak-anak, baik orang merdeka ataupun budak. Bahkan para wanita yang sedang haidh sekalipun tetap dianjurkan hadir meski tidak menjalankan sholatnya.
Dari Ummu ‘Athiyyah Ra ia berkata:
“Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk mengeluarkan hamba sahaya dan wanita haidh pada hari Iedul Fithri dan Iedul Adha, agar mreka dapat menyaksikan kebaikan dan undangan muslimin. Dan wanita yang haidh menjauhi tempat shalat."
(HR. Bukhari dan Muslim)
8. Dilaksanakan pada waktu dhuha
Kedua sholat ini dilaksanakan di waktu dhuha dan tidak dilakukan bila telah lewat Dzuhur. Apabila terlewat dan mau diqadha', waktu pelaksanaannya yaitu keesokan harinya pada saat dhuha'.
Dari Abu Umair bin Anas bin Malik ia berkata: “Paman-pamanku dari kalangan Anshor yang termasuk sahabat Rasulullah SAW pernah menceritakan padaku: Mereka berkata,“Hilal bulan Syawal pernah tertutupi sehingga kami tidak bisa melihatnya, kemudian besoknya kami melaksanakan shaum, kemudian menjelang sore datang sekelompok kafilah dan bersaksi di hadapan Nabi SAW bahwa mereka melihat hilal kemarin. Maka Rasulullah SAW memerintahkan mereka untuk berbuka dan pergi untuk melaksankan shalat Ied esok harinya” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, secara teknis sholat Idul Fitri dengan Idul Adha memiliki kesamaan. Keduanya sama memiliki hukum sunah muakkad, dilaksanakan sebanyak dua rakaat dengan rakaat pertama 7 takbir dan rakaat kedua dengan 5 takbir, keduanya juga tidak didahului dengan adzan dan iqamat. Disunnahkan adanya khutbah sesudah dilaksanakannya sholat.
Perbedaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha
Terdapat perbedaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha yaitu terletak pada niat, takbir, masalah waktu, kesunahan sebelum melaksanakan sholat dan anjuran puasa setelah Hari Raya.
1. Niat
Keduanya diawali dengan niat, namun memiliki perbedaan saat mengucapkan niat.
Niat sholat Idul Fitri
Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak‘atayni mustaqbilal qiblati ada’an imaman lillahi ta‘ala.
Artinya:
"Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT"
Niat sholat Idul Adha
Ushallî sunnata-li ‘idil adl-ha rak‘ataini mustaqbilal qiblati (ma’muman/imaman) lillahi ta‘ala
Artinya:
“Aku niat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha dua rakaat, menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”
2. Sholat Idul Adha dilakukan lebih awal daripada sholat Idul Fitri.
Hal tersebut sebagaimana yang diriwayatkan Imam asy-Syafi'i dalam hadistnya.
"Bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepada beberapa sahabatnya untuk memajukan waktu sholat Adha dan mengakhirkan waktu sholat fithr."
3. Takbir
Saat Idul Fitri takbir mulai berkumandang setelah maghrib pada akhir Ramadhan hingga sebelum sholat Idul Fitri pada 1 Syawal dimulai. Sedangkan saat Idul Adha takbir mulai dikumandangkan selepas subuh pada hari arafah yaitu 9 dzulhijjah hingga akhir hari tasriq yaitu 13 dzulhijjah saat menjelang ashar.
4. Anjuran makan
Mungkin sebagian umat Islam belum mengetahui anjuran makan yang disunnahkan oleh Allah SWT. Perlu diketahui, pada saat hari raya Idul Adha, umat Islam disunnahkan untuk tidak makan hingga selesai menjalankan shalat ied. Sedangkan ketika Idul Fitri, umat Islam justru disunnahkan makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat.
5. Anjuran berpuasa setelah Hari Raya
Pada saat hari raya Idul Fitri dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada bulan syawal. Sedangkan, melansir dari NU Online, puasa Idul Adha yang dilakukan pada hari Tasriq atau bertepatan pada tanggal 11,12,13 dzulhijjah haram hukumnya.
Recommended By Editor
- Gelar bukber 21.562 porsi, brand bumbu racik ini raih rekor MURI
- Sejarah Idul Fitri sebagai Hari Raya umat Islam, penuh keistimewaan
- 7 Ayat Alquran yang dapat menjauhkan diri dari sifat takabur
- Bacaan doa masuk dan keluar rumah lengkap berserta artinya
- 7 Keutamaan khatam Alquran ketika bulan Ramadhan