Brilio.net - Microsoft Jepang melakukan percobaan selama empat hari selama musim panas dan melihat hasil positif dalam produktivitas dan kepuasan karyawan. Kantor pusat perusahaan Tokyo memberi pekerja setiap hari Jumat libur pada bulan Agustus sebagai bentuk "cuti berbayar khusus".

Microsoft Jepang mengatakan, produktivitas pada bulan Agustus meningkat sebesar 40%. Sedangkan 92% karyawan mengatakan mereka senang dengan program pada akhirnya dijalankan.

<img style=

foto: CNBC

Program ini telah membuat perubahan bagi Jepang, yang memiliki beberapa jam kerja terlama di dunia dan tingkat produktivitas terendah di antara negara-negara G-7. Menurut Microsoft Jepang, karyawan yang bekerja dengan jam kerja lebih pendek sebenarnya bisa bekerja lebih pintar.

Perusahaan melakukan uji coba selama empat hari dalam seminggu di musim panas ini sebagai bagian dari Work-Life Choice Challenge. Proyek ini memungkinkan karyawan di kantor pusatnya di Tokyo untuk libur di hari Jumat pada bulan Agustus. Sebagai gantinya, mereka diberi "cuti berbayar khusus".

Perusahaan juga menerapkan "program pendukung" untuk karyawannya. Program ini mencakup biaya terkait perjalanan dan lokakarya (pelatihan), sebagai bagian dari uji coba jangka pendek.

Work-Life Choice bertujuan untuk menciptakan lingkungan bahwa setiap karyawan dapat memilih cara kerja yang beragam dan fleksibel sesuai dengan keadaan pekerjaan dan kehidupan mereka. Microsoft Jepang menyampaikan hal tersebut pada bulan April ketika mengumumkan proyek.

Microsoft mengumumkan minggu lalu bahwa program tersebut melihat sejumlah hasil menarik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meliputi:

1. Jumlah hari kerja berkurang 25%
2. Jumlah kertas yang dicetak berkurang 58%
3. Konsumsi listrik berkurang sebesar 23%
4. Produktivitas meningkat sekitar 40%, dengan 92% karyawan mengatakan mereka senang dengan program tersebut pada akhir programnya.

Menurut sebuah studi pemerintah 2016, hampir satu dari empat perusahaan Jepang mengharuskan karyawan untuk bekerja lembur selama 80 jam per bulan, dikutip brilio.net dari CNBC, Selasa (7/1).

Jam lembur tidak selalu menghasilkan pekerjaan yang lebih baik. Menurut Kompendium Indikator Produktivitas OECD, Jepang menempati peringkat produktivitas terendah di antara negara-negara G-7.

Menurut The Japan Times, survei kementerian tenaga kerja Jepang mengungkapkan bahwa jumlah perusahaan besar swasta pada tahun 2018 yang menerapkan empat hari kerja meningkat menjadi 6,9%. Hal ini dua kali lipat jumlah bisnis dengan empat hari kerja dibanding sepuluh tahun lalu.

Isu minggu kerja empat hari telah menjadi isu hangat dalam beberapa tahun terakhir. Di Selandia Baru, sebuah perusahaan bernama Perpetual Guardian melakukan uji coba selama empat hari kerja setiap minggu. Pihaknya memperhatikan bahwa stafnya lebih bahagia, lebih kreatif, lebih tepat waktu dan lebih produktif.

Para ekonom baru-baru ini berpendapat bahwa kerja empat hari dalam sepekan memungkinkan karyawan untuk memusatkan perhatian mereka secara lebih efektif, dan menciptakan rasa keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

2020 Demokrat Bernie Sanders bahkan mengatakan pada bulan Oktober, bahwa minggu kerja yang lebih pendek adalah gagasan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja Amerika.

"Mempersingkat minggu kerja tentu merupakan satu gagasan yang harus kita perhatikan," kata Sanders di sebuah forum, dikutip brilio.net dari businessinsider.sg, Selasa (7/1).