Brilio.net - Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara keseluruhan. IPK dihitung dengan cara membagi total mata kuliah dengan jumlah total SKS mata kuliah yang telah ditempuh. Secara umum, IPK berfungsi sebagai alat ukur prestasi mahasiswa selama di kelas.
Selain itu, nilai IPK juga menjadi syarat kelulusan dalam satu mata kuliah. Setiap program studi memiliki standar IPK kelulusan yang berbeda-beda. Mahasiswa harus mencapai standar IPK kelulusan agar dapat dinyatakan lulus.
Banyak orang mati-matian belajar agar mendapatkan IPK tinggi agar mudah mendapatkan pekerjaan. Padahal sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cornell University menemukan bahwa pengalaman kerja memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peluang mendapatkan pekerjaan daripada IPK. Selain itu, keterampilan dan kemampuan bersosialisasi berpengaruh sebesar 15 persen untuk mendapatkan pekerjaan.
Tentu saja, IPK tetap merupakan faktor penting. IPK menunjukkan bahwa seseorang memiliki kemampuan akademik yang baik. Selain itu, tingginya IPK ternyata juga dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Sebab ternyata ada urusan di luar dari akademik yang mengharuskan mempunyai IPK tinggi.
Salah satu contoh urusan tersebut dibagikan lewat postingan TikTok milik akun @joshwy. Pada awal postingannya, ia sedang mengenakan baju toga yang menandakan sebuah kelulusan. Namun caption dari foto tersebut justru menyatakan bahwa IPK tidak hanya digunakan untuk mencari kerja dan kuliah.
"IPK mah cuma bisa buat cari kerja dan kuliah," tulisnya di caption, dikutip brilio.net, Rabu (31/1).
foto: TikTok/@joshwy
Dalam postingan selanjutnya barulah diketahui bahwa ternyata ada pemilik kos yang mewajibkan penyewanya memiliki IPK tinggi. Tertulis, sang induk semang memberi batas rata-rata nilai IPK sebesar 3,5. Diketahui, pemilik kos ternyata merupakan seorang dosen yang sudah berumur.
Ibu kos melakukan monitor secara rutin agar nilai penyewa kosnya tidak turun. Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan agar penyewa kosnya tidak sia-sia karena sudah jauh-jauh merantau. Sayang jika sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit tapi nilai IPK malah rendah.
"Anak-anak di sini pasti ibu miniter nilai IPnya rata-rata semuanya di atas 3,5 karena ibu seorang dosen sudah tua, jadi ibu monitor hasil studi mereka kasihan jauh-jauh kuliah biaya tinggi IP rendah," tulis ibu tersebut.
foto: TikTok/@joshwy
Dalam postingan lain di akun Twitter milik @nelagitidur mengungkapkan, kos itu juga sengaja tidak dilengkapi dengan dapur. Alasannya karena lebih baik anak kosnya belajar daripada memasak. Cuitan ini pun menuai pro kontra.
Postingan tersebut menjadi viral dan mengundang perhatian netizen. Banyak yang mengatakan bahwa sulit sekali bagi anak teknik atau anak saintek lain untuk bisa menyewa kos di situ. Apalagi bagi beberapa jurusan, tidak gampang untuk mendapatkan IPK 3,5.
Dari video tersebut diposting hingga artikel ini ditulis, akun @joshwy udah menghimpun 801 ribu penonton. Selain itu, terdapat juga 75,6 ribu akun yang memberi like dan 1.527 komentar.
"Kalau IPK merosot di do di kos," tulis akun @rifdadyah.
"Redflag ibu kosnya, pasti tidak ada anak teknik ngekos di situ," kata akun @apasihsokiye.
"Pengen ibu kos kaya gini. Selain mikir besok makan apa, mikir juga besok tidur di mana," ujar akun @sa_linfen.
"Kalau gini jadi belajar giat demi tetep punya tempat tinggal," komentar akun @shezaazehs.
Recommended By Editor
- Mulanya cium bau busuk, induk semang ini syok lihat ada kamar kos bak kapal pecah, bikin geleng kepala
- Desain kosan di Jakarta Selatan ini membingungkan bak lewati labirin, tiga lantai tapi ada lima tangga
- Definisi rumah antimaling, penampakan dalam rumah gubuk ini interiornya bagai kos-kosan eksklusif
- Anak kos kelewat rajin ini makeover dapur kosan, 11 transformasinya bikin auto betah masak
- Bikin gagal paham, 11 tulisan absurd kos-kosan ini bacanya jadi bingung