Brilio.net - Terkadang guru di sekolah, mesti tidak semuanya banyak yang tidak fokus pada kemampuan non akademik muridnya. Padahal kemampuan tersebut juga memiliki nilai yang sama pentingnya dalam perkembangan siswa. Bahkan tidak jarang guru yang malah mencibir kemampuan non akademik itu.
Salah satunya dirasakan oleh atlet ini. Sewaktu sekolah ia sering mendengar tanggapan yang tidak menyenangkan dari sang guru tentang kemampuan akademiknya. Kisahnya bisa dilihat lewat video TikTok yang diposting oleh akun @fajaralfian95.
Ternyata itu adalah curhatan dari Fajar Alfian, salah satu atlet ganda putra kebanggaan Indonesia ini. Ia mengaku bahwa semasa SMA gurunya pernah menyangngsikan dirinya bisa sukses karena tiap hari latihan badminton, bukannya mengasah kemampuan akademiknya.
foto: TikTok/@fajaralfian95
Saat itu, tentu tidak ada hal yang bisa dijawab karena memang ia belum jadi apa-apa di dunia badminton. Fajar mengaku, ia cukup kesal dengan pertanyaan dengan nada merendahkan kemampuannya itu.
"Mau jadi apa kamu latihan badminton setiap hari, emang bisa menjamin masa depan?" tanya guru tersebut.
Meski dibuat kesal, Fajar mengaku bahwa perkataan guru yang seperti itu tidak sedikitpun melemahkan semangatnya. Ia justru mengambil sisi positif dan menjadikan ucapan tersebut sebagai motivasi untuknya. Karena itu ia pun akhirnya bisa berkembang seperti sekarang.
"Jujur dulu mungkin kesal dengan guru yang bilang seperti ini. Tapi kita ambil positif nya bahwa omongan guru waktu SMA itu adalah motovasi saya buat berkembang sampe sekarang, " kata Fajar.
foto: TikTok/@fajaralfian95
Recommended By Editor
- Kisah lelaki drop out SD jadi pengantar makanan, sebulan raup Rp 58 juta, kerja 16-20 jam tiap hari
- Kisah gadis transmigran asal Wonosobo putus sekolah demi jadi petani, alasannya bikin kagum
- Momen buka puasa bersama lintas agama ini bikin hati sejuk, definisi indahnya toleransi
- Effortnya di luar dugaan, pria lamar kekasih dengan presentasi ini atmosfernya bak sidang akhir
- Cerita bocah Palestina mampu ciptakan listrik di kamp pengungsian, dijuluki 'Newton dari Gaza'