Brilio.net - Rasul memiliki sifat wajib yang dapat menjadi teladan bagi umat manusia khususnya yang beragama Islam dan mengimaninya. Rasul telah diberi mukjizat oleh Allah SWT agar bisa menjadi contoh umat di dunia dan akhirat. Empat sifat wajib bagi para rasul adalah siddiq, amanah, tabligh, dan fatanah. Rasul adalah orang-orang terpilih yang memiliki sifat mulia atau keturunan umat mulia dan diutus oleh Allah SWT untuk menerima wahyu.

Sifat wajib yang dimiliki oleh para rasul juga dapat menjadi contoh teladan bagi umat Islam saat ini. Nah untuk mengetahui lebih rinci mengenai sifat wajib bagi rasul, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Kamis (14/7).

Pengertian sifat wajib bagi rasul.

sifat wajib bagi rasul © berbagai sumber

foto: Unsplash/Madrosah Sunnah

Sifat wajib bagi rasul adalah sifat-sifat istimewa yang diberikan oleh Allah kepada para rasul karena mengemban tugas yang berat yaitu menyampaikan ajaran tauhid kepada seluruh umat manusia. Allah mengangkat orang-orang terpilih untuk menjadi rasul dan harus diyakini bahwa para rasul adalah orang-orang yang jujur, dibenarkan, berbakti, mulia, serta mendapatkan petunjuk. Mengingkari satu rasul berarti mengingkari rasul secara keseluruhan, bahkan mengingkari iman secara keseluruhan. Rasul juga memiliki kedudukan sebagai pendidik ideal dapat dilihat dalam dua hal yaitu pendidik pertama dalam pendidikan Islam dan sebagai pelaksana pendidikan Islam dalam masyarakat.

 

Sifat wajib bagi rasul.

sifat wajib bagi rasul © berbagai sumber

foto: Unsplash/Madrosah Sunnah

Sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh para rasul disebut dengan sifat wajib rasul. Sifat wajib rasul merupakan sifat yang wajib ada pada diri rasul-rasul Allah. Para rasul memiliki empat sifat wajib yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fatanah (cerdas).

1. Siddiq atau jujur.

Kata siddiq digunakan untuk menggambarkan kekuatan di mana hanya orang-orang yang memiliki kekuatan dalam diri saja yang dapat mengungkapkan kebenaran. Makna kata siddiq secara luas bukan hanya sebagai kekuatan, namun juga kesungguhan dan kedisiplinan. Kepemilikan sifat siddiq menuntut individu untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap tugas, bahkan dalam setiap aktivitas yang dilakukan serta cara dalam menyampaikan kebenaran. Rasulullah memiliki sifat siddiq yang berarti memiliki sikap jujur, benar, dan memiliki integritas tinggi dalam bertindak berdasarkan hukum dan peraturan.

Apabila seorang rasul tidak memiliki sifat jujur, tentu misinya untuk mengajak manusia pada agama Islam tidak terlaksana. Maka dalam melaksanakan tugasnya, rasul harus memiliki sifat jujur yang diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-harinya.

2. Amanah atau dapat dipercaya.

Amanah memiliki arti sebagai sifat dapat dipercaya, tidak curang, memiliki legitimasi dan akuntabel dalam mempergunakan kewenangan yang telah dipercayakan dalam segala hal. Seorang rasul wajib memiliki sifat amanah karena tanggung jawab yang diemban lebih besar daripada manusia biasa. Amanah juga dapat diartikan sebagai kejujuran yakni kejujuran terhadap Allah, jujur terhadap sesama makhluk, dan terhadap diri sendiri. Sifat amanah dalam konteks kepribadian rasul dimaknai dengan memelihara dan menggunakan segala sesuatu sesuai dengan tujuan penciptaannya.

Amanah merupakan tanggung jawab terhadap perkataan, perbuatan, dan tidak menghindar dari tanggung jawabnya. Dengan kata lain, rasul memiliki sifat amanah yang artinya ucapan dan perbuatannya dapat dipercaya. Sifat amanah yang dimiliki oleh rasul erat kaitannya dengan penetapan sumber hukum kedua dalam Islam yaitu hadits.

3. Tabligh atau menyampaikan.

Tabligh adalah sifat yang dimiliki oleh Rasulullah berupa menyampaikan hukum dan wahyu Allah dengan tidak menyembunyikan kebenaran untuk seluruh umat dan bukan untuk diri sendiri. Tabligh juga dapat diartikan sebagai keterbukaan. Keterbukaan tersebut akan melahirkan rasa kepemilikan bersama. Tabligh atau penyampaian yang dilakukan oleh rasul diimbangi dengan cara penyampaian yang baik dengan mempertimbangkan waktu, tempat, dan sasaran.

Salah satu contoh peristiwa yang menguatkan adanya sifat tabligh dalam diri rasul yakni peristiwa pemindahan arah kiblat yang semula dari baitul maqdis ke ka'bah atau baitullah. Pada peristiwa tersebut, Allah menguji keteguhan hati para umat Islam apakah senantiasa beriman pada rasul-Nya atau terpengaruh dengan cacian musuh Islam. Dalam peristiwa tersebut pula rasul telah menyampaikan pemindahan arah kiblat tersebut kepada muslim.

4. Fatanah atau cerdas.

Fatanah dapat berarti sebagai kecerdasan, khususnya kecerdasan yang berkaitan dengan fungsi atau peranan yang diemban. Fatanah bukan hanya diartikan sebatas kecerdasan intelektual, namun juga cerdas secara spiritual dan emosional. Dalam menyampaikan wahyu Allah seorang rasul harus memiliki sifat cerdas yang tidak hanya sebatas kecerdasan dalam menguasai teori saja, tetapi juga kecerdasan spiritual dan emosional yang diperlukan dalam berdiplomasi dan menyikapi segala tantangan dalam mengemban tugas Allah SWT.

 

Perbedaan nabi dan rasul.

sifat wajib bagi rasul © berbagai sumber

foto: Unsplash/Madrosah Sunnah

Nabi adalah utusan Allah SWT untuk menyebarkan ajaran agama yang dibawa oleh rasul sebelumnya. Sedangkan rasul adalah utusan atau duta yang diutus Allah SWT untuk mengajarkan agama atau wahyu baru pada masyarakat umum. Selain itu, nabi tidak akan mendapatkan peringatan untuk menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat masanya yang sudah beriman dan bertauhid, sedangkan rasul akan mendapatkan peringatan untuk menyampaikan wahyu kepada umat.

Perbedaan nabi dan rasul juga terletak pada cara menerima wahyu. Nabi menerima wahyu melalui mimpi, sedangkan rasul menerima wahyu yang disampaikan oleh malaikat secara langsung.

Sumber: Mahmudah. 2020. Makna Sifat Wajib Rasul Dalam Buku Membumikan Al-Quran Karya M.Quraish Shihab dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Kepribadian Pendidik Dalam Islam. Ponorogo: Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.